CHICAGO, KalderaNews.com – Deputi KLN dan Promosi BNP2TKI, Elia Rosalina Sunityo mengatakan setiap tahunnya Indonesia meluluskan 50.000 orang perawat profesional yang siap kerja. Namun untuk bekerja di AS, mereka harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Untuk penjajakan kemungkinan pendirian pusat ujian NCLEX di Indonesia dan kerjasama dengan lembaga pendidikan setempat untuk pelatihan NCLEX serta program magang di rumah sakit setempat, delegasi Indonesia mengadakan sejumlah pertemuan dengan pemangku kepentingan di AS.
Pertemuan-pertemuan dilakukan dengan David Benton, CEO National Council State Boards of Nursing (NCSBN), sebuah lembaga yang berwenang mengeluarkan ujian NCLEX yang berpusat di Chicago serta Presiden dan CEO CGFNS, Dr. Franklin Shaffer dan Ms. Jessica Baer, Acting Secretary of the Illinois Department of Financial and Professional Regulation (IDFPR).
BACA JUGA:
Mau Jadi Perawat di Amerika? Ini yang Perlu Kamu Tahu
Ini Lho Persyaratan Lengkap Daftar Bidikmisi 2019
15 Jenis Bunga Valentine dan Makna di Baliknya
Selain itu, delegasi Indonesia juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah perguruan tinggi untuk penjajakan kerjasama pendidikan perawat untuk persiapan ujian NCLEX, yaitu School of Health Sciences Milwaukee Area Technical College, Milwaukee School of Engineering (MSOE) School of Nursing, University of Wisconsin-Milwaukee College of Nursing, Chamberlain University dan Columbia College.
Delegasi juga melakukan kunjungan ke St. Ann Center for Intergenerational Care dan Ascension Columbia St. Maruy’s Hospital di Milwaukee yang memiliki program magang bagi perawat.
“Kunjungan berjalan sukses dengan tercapainya sejumlah kesepakatan kerjasama, yaitu antara Pemerintah Indonesia dengan NCSBN mengenai kerja sama di bidang kompetensi keperawatan, termasuk kemungkinan pendirian pusat ujian NCLEX di Indonesia; dengan CGFNS untuk penyetaraan kurikulum dan dengan St. Ann Center for Intergenerational Care untuk kerja sama dalam bidang pemagangan perawat Indonesia di AS,” tegas Elia.
Selain itu tercapai juga kerjasama di bidang pendidikan keperawatan antara Universitas Gadjah Mada dengan Milwaukee School of Engineering (MSOE) School of Nursing dan University of Wisconsin-Milwaukee College of Nursing.
“Saya harapkan berbagai kesepakatan kerja sama tersebut akan dapat membuka peluang bagi perawat lulusan Indonesia bekerja di AS di masa mendatang. Hasil-hasil kunjungan akan segera ditindaklanjuti oleh sebuah tim yang beranggotakan unsur-unsur dari berbagai kementerian terkait, sehingga hasil-hasil kesepakatan yang dicapai dapat segera dilaksanakan,” Elia menambahkan.
The U.S. Department of Health and Human Services menyatakan pada tahun 2000 AS kekurangan registered nurse (RN) sebesar 111.000, yang meningkat menjadi 275.000 pada tahun 2010 dan akan meningkat hampir tiga kali lipat dengan jumlah mencapai 800.000 pada tahun 2020.
Hal ini antara lain disebabkan oleh cukup besarnya jumlah perawat yang sudah berusia lanjut (55-65 tahun). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Illinois Center for Nursing pada tahun 2014, 40% RN telah berusia antara 55-65 tahun dan 30% dari mereka akan pensiun pada masa lima tahun mendatang. Demikian pula halnya dengan Licensed Pratical Nurse (LPN), sebanyak 27% telah berusia antara 55-64 tahun dan akan pensiun dalam masa 5 tahun mendatang.
Kondisi tersebut telah mendorong sektor pelayanan kesehatan publik dan privat untuk mencari jalan keluar guna mengatasi kekurangan tenaga RN dan LPN. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan rekrutmen dan mempekerjakan perawat asing. (ML)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply