Mengunjungi Museum Fashion for Good di Belanda

Belajar tentang Sustainable Fashion

Museum Fashion for Good: Isi museum itu menggambarkan sejarah mode yang berkelanjutan, pameran mode masa kini dan yang akan menjadi tren di masa depan
Museum Fashion for Good: Isi museum itu menggambarkan sejarah mode yang berkelanjutan, pameran mode masa kini dan yang akan menjadi tren di masa depan (KalderaNews/Dwiardi Vergiawan)
Sharing for Empowerment

Oleh: Dwiardi Vergiawan *

“Kalau Anda sedang pelesir ke Belanda, mampirlah ke Fashion for Good. Museum pertama di dunia yang didedikasikan untuk inovasi sustainable fashion.”

AMSTERDAM, KalderaNews.com – MUSEUM ini berada di area Rokin, pusat kota Amsterdam. Saya mengunjungi museum tersebut pada 20 September lalu dan mendengarkan paparan dari perwakilan tim manajemen, Brittany Burns, dalam rangkaian field trip Program MBA di TIAS School for Business and Society.

Fashion for Good adalah wadah bagi penggiat dan penikmat sustainable fashion yang didirikan C&A (perusahaan ritel fashion yang lahir di Belanda) dan partner-partnernya yang berkomitmen menciptakan gerakan good fashion for all.

Isi museum itu menggambarkan sejarah mode yang berkelanjutan, pameran mode masa kini dan yang akan menjadi tren di masa depan. Sustainable fashion dimaknai secara holistik dari pemilihan bahan baku yang dapat diperbarui dan pewarnaan kain dengan menggunakan material alami.

BACA JUGA:

Selanjutnya, proses manufaktur dilakukan pekerja yang dibayar dengan upah layak dan tanpa limbah yang bisa mencemari lingkungan. Terakhir, konsumen diedukasi supaya dengan sadar menjual kembali pakaian bekas kepada produsen untuk kemudian didaur ulang menjadi bahan baku produk baru.

Di area showcase, ada beberapa brand ternama yang jadi partner Fashion for Good. Mereka turut berpartisipasi dengan memamerkan produk mode berkelanjutan. Mulai Adidas, Calvin Klein, Tommy Hilfiger, Target, hingga Fjallraven Kanken. Pada setiap produk yang dipamerkan, terdapat keterangan mengenai detail produksi dan pemasaran yang mengadopsi konsep sustainable fashion. Koleksi mode dari brand partner diganti setiap bulan untuk tetap mengikuti tren mode mainstream yang sedang terjadi di masyarakat.

Yang lebih menarik, Fashion for Good mengadakan serangkaian program akselerasi untuk inovator industri fashion di seluruh dunia. Lebih dari 60 start-up terpilih dari ribuan pendaftar dalam dua tahun terakhir. Di antaranya, Algalife yang memproduksi alga sebagai pewarna alami bio-based dan Worn Again yang memproduksi teknologi kimia untuk memisahkan polyester dan cellulose dari pakaian bekas sehingga bisa dijadikan bahan baku untuk produk baru.

Museum Fashion for Good mengadakan serangkaian program akselerasi untuk inovator industri fashion di seluruh dunia. Lebih dari 60 start-up terpilih dari ribuan pendaftar dalam dua tahun terakhir
Museum Fashion for Good mengadakan serangkaian program akselerasi untuk inovator industri fashion di seluruh dunia. Lebih dari 60 start-up terpilih dari ribuan pendaftar dalam dua tahun terakhir (KalderaNews/Dwiardi Vergiawan)

Inovator yang berhasil membuktikan bahwa usahanya layak berkembang kemudian mendapat pembinaan dari para ahli, akses menggunakan co-working space di kantor Fashion for Good Amsterdam, serta dipromosikan ke jejaring global industri mode untuk kesempatan investasi atau pendanaan lain.

Konsep berkelanjutan seperti itu memang tidak asing bagi masyarakat di negara maju seperti Belanda. Kesadaran warga untuk melakukan aktivitas ramah lingkungan didorong pemahaman bahwa sebagian besar tanah yang mereka tinggali berada di bawah permukaan laut. Isu perubahan iklim lebih santer dikampanyekan di negara tersebut.

End-of-Use di Museum Fashion for Good di Belanda
End-of-Use di Museum Fashion for Good di Belanda (KalderaNews/Dwiardi Vergiawan)

Mengunjungi Fashion for Good memberi saya waktu untuk berkontemplasi atas pilihan-pilihan dalam hidup. Seberapa besar langkah yang sudah diambil untuk menyelamatkan bumi? Sudahkah kita tahu bahwa untuk membuat satu kaus dibutuhkan 2.700 liter air bersih? Walaupun tidak hidup di negara maju, bisakah kita berpikir lebih maju? Sepulang dari museum, saya jadi punya keinginan untuk perlahan beralih mengonsumsi produk yang sustainable dalam kehidupan.

* Dwiardi Vergiawan, Mahasiswa TIAS School for Business and Society, Belanda. So, boost your career with an MBA degree. Info Session TIAS MBA in Jakarta 2020 starts on Tuesday Feb 11, 2020 at 18:30 (Jakarta time) and ends on Tuesday Feb 11, 2020 at 20:30. Location: Counselling Room Nuffic Neso Indonesia (Erasmus Huis Jakarta), Jalan H. R. Rasuna Said Kav. S-3, Jakarta. Join Now: Online Registration.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*