Apa Itu KBBI Braille?

KBBI Braille
KBBI Braille
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Para penyandang tunanetra kini akan semakin mudah mempelajari Bahasa Indonesia karena ditunjang Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi huruf Braille yang diperlukan ketika harus mencari arti kata-kata dalam Bahasa Indonesia.

Diketahui, mulai 2018 lalu KBBI Braille telah dicetak dan diharapkan membantu penyandang tunanetra dalam belajar Bahasa Indonesia. KBBI Braille diluncurkan dalam Kongres Bahasa Indonesia XI yang diselenggarakan pada 28 Oktober 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta.

Pencetakan KBBI Braille merupakan hasil kerja sama antara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) “Abiyoso” Kementerian Sosial (Kemensos).

Penyusunan KBBI Braille diperuntukkan bagi penyandang tunanetra. Seperti dikutip dari laman Badan Bahasa, KBBI Braille disusun untuk mewujudkan keadilan dan kesamarataan informasi untuk semua kalangan masyarakat, yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Alih huruf menjadi KBBI Braille dilakukan dengan melibatkan penyandang tunanetra langsung sebagai pengguna kamus. Setelah pengalihan huruf ke huruf Braille selesai dan dicetak, dilaksanakan penyuntingan oleh penyandang disabilitas netra untuk menghindari kesalahan penulisan, keterbacaan, dan sebagainya. Setelah itu, KBBI Braille dicetak dan dijilid secara khusus.

Dalam setiap jilidnya, KBBI Braille berisi lima puluh lembar kertas khusus cetakan Braille. Secara keseluruhan, KBBI Braille terbagi menjadi 139 jilid, yang setiap jilidnya terdiri atas bagian depan kamus yang berisi petunjuk pemakaian, bagian batang tubuh berupa entri kamus dari A—Z, dan bagian belakang yang berisi lampiran.

Dari segi isi, KBBI Braille tidak berbeda dari KBBI V. Tampilan luar KBBI Braille berupa jenis serta ukuran huruf, warna, logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan sebagainya juga sama dengan KBBI V. Perbedaannya hanyalah pada tambahan nama instansi pengalih huruf berikut pencetaknya serta logo Braille.

Kepala Badan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar berharap masyarakat penyandang tunanetra memanfaatkan KBBI Braille ini. Saat ini KBBI Braille juga tersedia di Perpustakaan Nasional. Kepala Badan Bahasa menyerahkan satu set KBBI Braille dan satu buku Sejarah KBBI kepada kepada Direktur Perpusnas Muhammad Syarif Bando, Selasa, 29 Januatri 2019 lalu.

Dadang Sunendar menyebutkan bahwa Perpusnas dan Badan Bahasa memiliki visi dan misi yang sama, yaitu mencerdaskan anak bangsa, dan harus bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut.

“Saya sangat senang bisa bersilaturahmi dengan Perpusnas dalam rangka serah terima KBBI Braille. Adalah tugas kita bersama untuk mencerdaskan anak bangsa. Saya pikir Badan Bahasa dan Perpusnas memiliki visi dan misi yang sama, dan kita harus bersinergi untuk mewujudkan visi dan misi itu,” ujar Kepala Badan Bahasa. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*