Peter van Tuijl: Mahasiswa Indonesia Sebaiknya Naik Sepeda Saja

Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl bersama Education Promotion Officer Nuffic Neso Indonesia Inty Dienasari
Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl bersama Education Promotion Officer Nuffic Neso Indonesia Inty Dienasari (KalderaNews/JS de Britto.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl menyebutkan Belanda merupakan sebuah negara yang aman dan sistem transportasi umum yang sudah sangat bagus. Karena luas wilayah Belanda tidak besar maka akan mudah terkoneksi dengan luar negeri.

Pada acara Pre Departure Briefing 2017 akhir pekan lalu di Erasmus Huis, Sabtu, 5/8, Peter juga menyarankan agar para pelajar mencoba naik sepeda di Belanda. Ia menjelaskan dengan menggunakan sepeda, selain cepat, sehat dan murah, juga merupakan suatu contoh praktek untuk kualitas hidup yang baik.

Peter menambahkan, saat kita memutuskan sekolah ke luar negeri, itu tak hanya kesempatan untuk mengembangkan kepribadian, tetapi juga kemampuan akademik. Agar kemampuan akademik dapat berkembang, sarannya, perlunya terus dipupuk rasa ingin tahu, terbiasa mengeksplorasi dan berani mengajukan pertanyaan.

BACA JUGA:

“Negara Belanda akan menjadi lingkungan yang baik untuk berlatih membiasakan hal tersebut,” tandasnya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Y.M. I Gusti Agung Wesaka Puja, melalui rekaman video menyampaikan bahwa ada sekitar 1.600 mahasiswa Indonesia yang sekarang sedang menuntut ilmu di negeri Belanda yang tersebar di 16 kota-kota besar di Belanda.

Para pelajar diminta untuk tidak ragu menghubungi Kedutaan Indonesia karena para staf di Kedutaaan Indonesia akan siap membantu setiap harinya selama 24 jam.

Pada hari yang sama, saat menemui awak media, Peter menambahkan pihaknya kini konsen mendorong mahasiswa Belanda kuliah ke Indonesia.

Ditambahkan Education Promotion Officer Nuffic Neso Indonesia Inty Dienasari, Neso Indonesia kini salah satunya juga lagi fokus mendata mahasiswa Belanda yang sudah ada di Indonesia.

“Kita kurang data. Sudah banyak yang datang seperti di Yogya. Sayangnya tidak ada informasi yang jelas karena tidak ada institusi Belanda yang mendata.”

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*