JAKARTA, KalderaNews.com – Pertandingan Indonesia kontra Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta berhenti sejenak di pertengahan babak kedua. Nampak, sejumlah suporter Indonesia melabrak suporter Malaysia. Pertandingan itu berakhir kekalahan Tim Garuda atas Tim Harimau Malaya.
Mengapa ya kerusuhan dalam pertandingan sepakbola tidak pernah ada habisnya? Padahal sudah banyak korban yang berjatuhan. Nah, inilah penjelasannya secara ilmiah!
Sosiolog dan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Paulus Wirotomo mengatakan, kerusuhan bisa dipicu lantaran ada perilaku fanatik. Perilaku ini bisa disebabkan beberapa hal. “Karena orang itu tak memiliki sumber kebanggaan lain, atau kurang prestasi, atau mengalami kekosongan,” katanya seperti dikutip dari tempo.co. Itulah yang kemudian mereka meletakkan kebanggaan kepada tim favorit.
BACA JUGA:
- Oh, Heboh Vlog VA dengan ASMR, Bisa Bikin Gembira dan Kurangi Stres Lho
- Heboh, Inilah Sosok Belgian Malinois yang Bisa Menewaskan ART
- Waspada, Pulau Jawa Terancam Krisis Air. Lalu Apa Solusinya?
Ketika mereka ini berkumpul, lanjut Paulus, misal menjadi suporter tim sepakbola, mereka bertemu dengan orang-orang yang memiliki perilaku yang sama. “Ini disebut psikologi massa. Orang yang tak ganas jika berada dalam lingkungan yang salah bisa terbawa menjadi ganas,” ujar Paulus. Maka, usul Paulus, perlu adanya pendidikan bagi suporter agar tidak mudah terbawa kepada arus perilaku negatif, seperti melakukan kerusuhan.
Leave a Reply