WASHINGTON, KalderaNews.com – Untuk ke-empat kalinya, IFC dan bursa saham di seluruh dunia melaksanakan inisiatif “Membunyikan Bel untuk Kesetaraan Gender” atau lebih popular dengan sebutan “Ring the Bell for Gender Equality” untuk merayakan Hari Perempuan Internasional 2018. Kemitraan ini memiliki tujuan utama, bagaimana sektor swasta dapat memacu partisipasi perempuan dalam ekonomi global dan mengedepankan pembangunan berkelanjutan.
“Dengan daya beli lebih dari US$ 18 triliun, perempuan memiliki kemampuan untuk mengubah ekonomi global,” kata Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste. “Kita harus mendorong pembangunan ekonomi melalui kesetaraan jender.”
Sebuah penelitian mengatakan, bahwa di seluruh dunia pemanfaatan bakat perempuan sebagai sumber ekonomi dan bisnis masih sangat minim. Dengan melakukan trobosan kecil untuk menutup kesenjangan gender secara global, akan mampu menunjukan hasil yang kuat, hal tersebut ditunjukan, adanya potensi untuk meningkatkan produk domestik bruto global sebesar $ 5,3 triliun selama tujuh tahun ke depan, sebagaimana dilaporkan World Economic Forum pada tahun 2017. Bagi perusahaan yang terdaftar, kegagalan untuk memanfaatkan sumber daya ini – misalnya, dengan menambahkan lebih banyak perempuan pada jajaran dewan dan jajaran kepemimpinan senior – hal tersebut merupakan kesempatan yang besar.
Acara Ring the Bell tahun ini melibatkan lebih dari 60 bursa saham. Organisasi yang berpartisipasi didorong untuk mengambil komitment terbuka terhadap kesetaraan gender, seperti menandatangani Prinsip Pemberdayaan Perempuan (Women’s Empowerment Principles), pedoman untuk memberdayakan perempuan di tempat kerja, dunia usaha dan masyarakat.
Partisipasi aktif juga diharapkan dengan memprioritaskan keragaman dalam struktur perusahaan mereka sendiri, dengan menerapkan kebijakan tempat kerja yang ramah gender, mengembangkan produk investasi berorientasi perempuan, para pemegang saham memahami tujuan, kebijakan, dan praktik keragaman dan meningkatkan jumlah wanita yang memegang jabatan dalam dewan dan posisi kepemimpinan senior.
IFC menyambut baik seruan bursa efek untuk mengadvokasi representasi gender yang setara pada dewan perusahaan dan manajemen senior. Dalam studi Catalyst dari A.S. Fortune 500 telah menemukan bahwa perusahaan dengan dewan beragam gender mengungguli mereka yang memiliki dewan khusus laki-laki sebanyak 53 persen, hal tersebut diukur dengan imbal hasil ekuitas. Peserta Ring the Bell mengakui pembuktian yang ada: terobosan perusahaan dengan melakukan pendobrakan dibidang kesetaraan gender adalah strategi bisnis yang cerdas.
“Sebagai pemimpin, pengusaha, karyawan dan konsumen, perempuan memiliki peran yang fundamental bagi model bisnis dalam menciptakan pertumbuhan inklusif untuk mendorong pertumbuhan lapangan kerja, membangun pasar modal dan meningkatkan pendapatan per kapita serta mempromosikan pembangunan berkelanjutan,” menurut IFC, yang diwakili Jingdong Hua, Vice President and Treasurer.
Dukungan IFC untuk kesetaraan gender sebagai solusi bisnis cerdas, terwujud dalam kerjasamanya dengan perusahaan di negara-negara berkembang, denga tujuan menghasilkan peluang bagi perempuan untuk berkontribusi dalam keuntungan mendasar sebuah perusahaan. Lembaga ini memanfaatkan hubungannya dengan lebih dari 1.000 lembaga keuangan dan dana ekuitas swasta untuk memperluas akses terhadap pembiayaan bagi wirausahawan perempuan. IFC juga mengedepankan praktik tata kelola perusahaan yang baik seperti keragaman pada jajaran dewan direksi. IFC memiliki 30 persen perwakilan wanita di jajaran dewan direksi di perusahaan penerima investasi, dan akan terus meningkatkan prosentase kesetaraan gender hingga mencapai angka 50%.
Inisiatif “Ring the Bell for Gender Equality” merupakan kerjasama antara IFC, Sustainable Stock Exchanges (SSE) Initiative, UN Global Compact, UN Women, Women in ETFs, dan World Federation of Stock Exchanges. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply