Banyak Sekolah di Asia Timur dan Pasifik Masih Memprihatinkan

Sharing for Empowerment
Pelajar di Vietnam (Foto: Ist)

JAKARTA, KalderaNews.com – Banyak sekolah di kawasan Asia Timur dan Pasifik ternyata belum mencapai hasil yang mereka inginkan. Indonesia, misalnya, hasil ujian menunjukkan bahwa para siswanya tertinggal tiga tahun di belakang teman-teman sebaya terbaik mereka di kawasan ini. Di negara-negara seperti Kamboja dan Timor-Leste, sepertiga atau lebih dari siswa kelas dua tidak dapat membaca satu kata pun dalam tes membaca.

Temuan penting lain dari laporan Bank Dunia dengan judul “Tumbuh Lebih Cerdas: Pembelajaran dan Pembangunan yang Adil di Asia Timur dan Pasifik” adalah bahwa di seluruh wilayah, pendapatan rumah tangga tidak serta-merta menentukan keberhasilan pendidikan anak-anak. Di Vietnam dan Tiongkok (Beijing, Shanghai, Jiangsu dan Guangdong), misalnya, pencapaian siswa dari rumahtangga miskin ternyata setara, atau bahkan lebih baik, dalam matematika dan sains, dibandingkan dengan rata-rata siswa di OECD.

BACA JUGA:
Wow, 7 dari 10 Sistem Sekolah Unggulan Ada di Asia Timur dan Pasifik, Tapi

“Kebijakan yang efektif dalam hal seleksi, memberi motivasi dan mendukung guru serta praktik yang baik di kelas menentukan berapa banyak siswa belajar. Bagi para pembuat kebijakan yang ingin memperbaiki sistem sekolah mereka, mengalokasikan anggaran yang ada secara efisien, disertai komitmen kuat untuk memperbaiki sektor pendidikan bisa membuat perbedaan nyata dalam kehidupan anak-anak di seluruh kawasan,” kata Jaime Saavedra, Direktur Senior untuk Pendidikan di Bank Dunia.

Laporan ini pun lantas menjabarkan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki pembelajaran bagi sistem yang tertinggal di kawasan ini dan di kawasan lain yang lebih luas lagi, dimulai dengan memastikan keselarasan antar berbagai institusi sehingga tujuan dan tanggung jawab yang diemban dalam seluruh sistem pendidikan konsisten satu sama lain.

Laporan ini juga mendorong fokus pada empat bidang utama: belanja publik yang efektif dan berwawasan keadilan, persiapan siswa untuk pembelajaran, seleksi dan dukungan bagi guru serta pemanfaatan penilaian secara sistematis untuk sebagai masukan untuk meningkatkan pengajaran.

Laporan ini lantas menemukan bahwa sistem pendidikan dengan kinerja terbaik melakukan belanja secara efisien untuk infrastruktur sekolah dan guru, memiliki proses rekrutmen untuk memastikan kandidat terbaik tertarik untuk mengajar dan memberikan struktur gaji yang memberi penghargaan kepada para guru yang terbukti memiliki kinerja yang baik dalam pembelajaran di kelas.

Laporan ini juga mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah di seluruh kawasan meningkatkan akses pendidikan usia dini, termasuk untuk mereka yang miskin, dan telah menerapkan penilaian pembelajaran siswa ke dalam kebijakan pendidikan mereka.

Laporan ini melengkapi dan disusun berdasarkan laporan World Development Report 2018: Learning to Realize Education’s Promise, yang dirilis pada September 2017 dan menemukan bahwa tanpa pembelajaran, pendidikan akan gagal memenuhi janjinya untuk menghapus kemiskinan ekstrem dan menciptakan kesempatan dan kesejahteraan bersama bagi semua. (NS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*