21 Staf KLHK Kembali Sabet Beasiswa StuNed ke Belanda

Sharing for Empowerment
Penyerahan beasiswa StuNed secara simbolis oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl (R) pada Direktur Jenderal PHPL, Hilman Nugroho (L) di Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018 (KalderaNews/Neso Indonesia)

JAKARTA, KalderaNews.com – Nuffic Neso Indonesia, melalui program beasiswa StuNed, memberangkatkan 21 orang staf Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (Ditjen PHPL) untuk mengikuti pelatihan Monitoring the Effect of Climate Change on Production Forests of Indonesia, selama tiga minggu di Belanda.

Penyerahan beasiswa disampaikan secara simbolis oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl kepada Direktur Jenderal PHPL, Hilman Nugroho, di Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018. Turut hadir dalam acara ini, jajaran pejabat di lingkungan KLHK.

Pelatihan yang akan berlangsung dari tanggal 13 sampai dengan 31 Agustus 2018 diselenggarakan oleh Universitas Twente. Dalam sambutannya, Hilman Nugroho menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf Ditjen PHPL dalam monitoring hutan produksi menggunakan teknologi spasial sehingga memudahkan menjangkau kawasan hutan yang terpencil dengan peralatan efisien.

BACA JUGA:

19 Staf KLHK Perdalam Pengelolaan DAS ke Belanda dengan Beasiswa StuNed
Selamat, 10 Pegawai KPK Gondol Beasiswa StuNed-TMT

Senengnya, 20 Staf Kemendag Kembali Dapat Beasiswa StuNed-TMT
 
“Setengah dari 120 juta hektar hutan Indonesia merupakan hutan produksi yang menjadi tanggungjawab ditjen kami. Monitoring ini diperlukan mengingat perubahan iklim dapat  menyebabkan bencana kebakaran hutan, seperti yang terjadi di tahun 2015. Kami ingin belajar dari Belanda agar kebijakan yang diambil lebih tepat,” ujarnya lebih lanjut.

Seluruh peserta pelatihan berasal dari KLHK, kecuali satu orang peserta dari Kemenko Bidang Perekonomian. Peserta pelatihan ada yang berasal dari perwakilan KLHK luar Jawa (UPT Balai Pengelolaan Hutan Produksi), yakni Palembang, Makassar, Samarinda, dan Manokwari. Keberadaan peserta luar Jawa ini penting untuk implementasi  hasil pelatihan yang nantinya di-upscale secara nasional di seluruh hutan produksi di Indonesia.

Selama pelatihan di Belanda, selain berada di kota Enschede (untuk pendalaman teori dan praktek geospatial analysis), peserta akan mengunjungi Universitas Wageningen, Kantor Meteorologi Belanda, serta kantor riset VITO di Belgia, untuk mendapatkan gambaran lengkap praktek mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

BACA JUGA:
Atasi Kejahatan Dunia Maya, Staf Kemenko Polhukam Terbang ke Belanda
15 Staf Ombudsman Sukses Sabet Beasiswa StuNed ke Belanda
Dapat Beasiswa Belanda, Staf Kemendag RI Harus Maksimalkan Output

“Tailor-made training sekarang ini merupakan beasiswa StuNed keempat yang diraih Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hasil pelatihan ini sangat mendukung kerjasama bilateral pemerintah Belanda dan Indonesia, terutama bidang ketahanan pangan dan isu perubahan iklim,” demikian disampaikan Peter van Tuijl mengenai latar belakang penyelenggaraan pelatihan.

Ingin tahu banyak informasi tentang beasiswa StuNed (Studeren in Nederland), silakan kunjungi situs resminya dengan KLIK: Nuffic Neso Indonesia. Sejak diluncurkan tahun 2000, StuNed sudah memberikan beasiswa bagi sekitar empat ribu orang Indonesia. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*