Kereta Api Hydrogen Pertama di Dunia ini Cocok untuk Indonesia

Sharing for Empowerment
Dubes RI Berlin, Arif Havas Oegroseno (tengah) berpose dekat kereta api hydrogen yang bernama Coradia iLint, Selasa, 4 Desember 2018 (KalderaNews/KBRI Berlin)

BERLIN, KalderaNews.com – Dua buah kereta api bertenaga hydrogen pertama di dunia melintasi rute sepanjang 100 km di kota-kota yang terletak di bagian utara Jerman, seperti Cuxhaven, Bremerhaven, Bremervӧrde, dan Buxtehude.

Dengan kapasitas penumpang 150 orang, kereta api ini mampu melaju dengan kecepatan 140 km/jam. Terkesan dengan kereta api ini, Dubes RI Berlin, Arif Havas Oegroseno menyempatkan diri bertemu dengan operator kereta hydrogen dan merasakan langsung kemampuannya di rute Bremervӧrde dan Buxtehude pada Selasa, 4 Desember 2018.

“Kereta hydrogen ini merupakan bukti nyata keberhasilan proyek kerja sama antara industri, pemerintah lintas negara serta para pemangku kepentingan terkait di bidang teknologi ramah lingkungan dalam rangka pencegahan perubahan iklim,“ ujar Dubes Havas dalam keterangan persnya yang diterima KalderaNews.

BACA JUGA:
Apa Sih Aplikasi AirVisual?
Apa Sih Manfaat Aplikasi Safe Travel yang Dikeluarkan Kemenlu Itu?

Diketahui, kereta hydrogen yang bernama Coradia iLint ini dibangun oleh Alstom, perusahaan multinasional asal Perancis, dengan pembiayaan dari pemerintah federal Jerman dan didukung oleh pemerintah negara bagian Lower Saxony serta Eisenbahnen und Verkehrsbetriebe Elbe-Weser GmbH (EVB), perusahaan penyedia jasa transportasi kereta api di kota Bremervӧrde, Jerman.

Kereta hydrogen ini ramah lingkungan. Produksi listrik menggunakan teknologi yang mengkombinasikan hidrogen dan oksigen sehingga emisi yang dikeluarkan adalah air. Praktis, kereta ini zero emissions.

Selain ramah lingkungan, kereta ini juga bebas dari masalah sosial. Bahan baku utama yang digunakan adalah hydrogen yang mudah didapatkan. Hydrogen dapat berasal dari gas alam, batu bara, biomass, minyak, dan sumber-sumber energi berkelanjutan seperti energi angin, matahari, geothermal dan hydroelectric. Last but not least, kereta ini lebih nyaman dari kereta diesel.

“Mulus jalannya, tidak berisik, jauh lebih nyaman dari (kereta) diesel,” tutur Dubes Havas. 

Interior kereta api hydrogen yang bernama Coradia iLint (KalderaNews/KBRI Berlin)

Ia menambahkan, penumpang juga tidak perlu khawatir dengan kemampuan kereta hydrogen. Pada posisi fuel tank kereta hydrogen ini dapat menempuh sampai dengan 1000 km, hampir sama dengan kereta diesel.

Hingga berita ini diturunkan, negara bagian Lower Saxony sudah memesan 14 kereta hydrogen baru yang akan tersedia pada tahun 2021. Beberapa negara bagian di Jerman juga sudah menyampaikan ketertarikan untuk memesannya. Negara di dunia yang juga menyatakan ketertarikan adalah Inggris, Belanda, Denmark, Norwegia, Italia dan Kanada.

Kehadiran kereta hydrogen di Indonesia dapat menjadi solusi bagi lintasan kereta yang non-electrified.

“Indonesia perlu menjadi bagian dari zaman penggunaan hydrogen sebagai bahan bakar sektor transportasi, khususnya untuk kereta.“ (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*