JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala Subbagian Direktorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja, Kementerian Kesehatan, Wara Pratiwi mengatakan kesehatan reproduksi sering disalahartikan secara sempit hanya sebagai hubungan seksual saja, sehingga banyak orangtua yang merasa tidak pantas untuk dibicarakan dengan remaja.
Padahal, kesehatan reproduksi merupakan keadaan fisik, mental, sosial yang sangat penting untuk dimengerti oleh remaja.
“Intinya remaja pada umumnya masih labil dan tidak sepenuhnya memahami konsekuensi atas perbuatannya. Mereka cenderung mudah mengikuti teman dibanding orang tua atau guru. Oleh karena itu orang tua, guru dan penyuluh kesehatan remaja perlu paham tentang psikologi remaja,” ujar Wara di kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Aksi Guru dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Jakarta yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
BACA JUGA:
- 5 Tips Agar Puasa si Buah Hati Menyenangkan
- Definisi Kilogram dalam Sistem Metrik Masih Membingungkan Masyarakat
- Security Alert: Tips Saat Terjebak Kerusuhan
Ia juga menegaskan kepada guru-guru yang hadir untuk menjadikan guru sebagai tempat diskusi dan berbagi dengan anak, sehingga remaja tidak mudah dipengaruhi.
Leave a Reply