JAKARTA, KalderaNews.com – Empat perempuan peneliti dianugerahi apresiasi L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024. Ini profilnya!
Para penerima apresiasi ini telah diseleksi secara ketat atas kontribusi dan solusi inovatif yang berfokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana.
Nah, berikut penelitian yang telah dilakukan 4 perempuan peneliti yang terpilih sebagai finalis L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2024.
BACA JUGA:
- Perempuan Merapat! Ada Beasiswa DJITU 2025, Tunjangan Hingga Rp 10 Juta per Semester
- Peluang Menarik bagi Perempuan Nih! Ada Beasiswa Techgirls 2025, Program Pertukaran Pelajar ke AS di Bidang STEM
- Deretan Negara dengan Kampus Khusus Para Perempuan, Ada yang Top Dunia!
4 peneliti apresiasi FWIS 2024
Mereka adalah:
- Della Rahmawati, dosen Universitas Swiss German yang meneliti ketahanan pangan untuk mengatasi stunting, khususnya pada gizi ibu hamil dan anak, melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung kesehatan masyarakat dan meningkatkan gizi ibu dan anak di Indonesia.
- Rachma Wikandari, dosen Universitas Gadjah Mada yang mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus), sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Penelitiannya berpotensi mengurangi stunting dan mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.
- Prasanti Widyasih Sarli, dosen Institut Teknologi Bandung yang menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa, membantu pemerintah merancang bangunan tahan bencana dan mengurangi risiko korban jiwa.
- Deliana Dahnum, Peneliti Ahli Madya BRIN yang meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal, mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan, dan memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia.
Tantangan peneliti perempuan
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah mengatakan, masih terdapat tantangan perempuan di ranah penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, seperti akses terhadap fasilitas penelitian dan pendanaan, serta stigma dan hambatan sosial.
“Terkhusus dalam menjalankan peran ganda, baik sebagai ilmuwan maupun sebagai ibu, istri, dan anggota keluarga,” ujar Itje Chodidjah.
“Dan program ini tidak hanya membantu para perempuan peneliti Indonesia, tetapi juga mempersiapkan untuk bersaing di panggung sains internasional,” imbuhnya.
Sementara, Presiden Direktur L’Oréal Indonesia, Junaid Murtaza mengatakan, dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan.
Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science merupakan wujud nyata untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, dengan cara mendukung riset dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Lewat berbagai kolaborasi, kami berkomitmen untuk terus konsisten menghadirkan akses pelatihan dan kesempatan berjejaring,” ujar Junaid Murtaza.
Kontribusi perempuan pada perekonomian dan budaya Indonesia
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone menyatakan bahwa L’Oréal Group telah menjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian dan budaya di Indonesia.
“Di Indonesia, kami secara langsung aktif dan berkomitmen untuk memajukan kesetaraan gender. Kami percaya bahwa kesetaraan antara perempuan dan laki-laki adalah hal yang sangat penting, dan kami terus membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi di berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply