Oleh: Adhisti Reditasari dan Angela Mutiara Nandita, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Peran Guru: Gaya Belajar VARK
YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Guru di sekolah memiliki banyak peran, tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga memastikan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di kelas. Kebutuhan pembelajaran yang efektif dapat dilihat melalui gaya belajar yang diterapkan oleh masing-masing peserta didik.
Menurut Rita Dunn dan Kenneth Dunn dalam Nini Subini (2011), mengatakan bahwa setiap peserta didik belajar secara berbeda dan penting bagi guru untuk mengenali perbedaan tersebut. Lingkungan belajar disesuaikan dengan gaya belajar individu, sehingga meningkatkan performa akademik peserta didik.
Kenneth Dunn menyebutkan bahwa peran guru harus menggunakan pendekatan multimodal yang mencakup gaya belajar untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
Peran guru yang tampak dalam penerapan gaya belajar VARK di sekolah ini, seperti observasi dengan kuis VARK yang diisi oleh peserta didik, merancang materi sesuai kebutuhan siswa dengan menyediakan berbagai macam gaya belajar VARK, guru mendorong siswa menggunakan gaya belajar sesuai minat tiap individu, guru memberikan umpan balik sesuai gaya belajar yang digunakan oleh peserta didik, dan memberikan kesempatan yang sama dalam penggunaan metode pengajaran di setiap gaya belajar VARK ini di kelas.
Peran guru dalam menerapkan gaya belajar VARK hanya sebagai fasilitas. Artinya guru memberikan ruang kepada peserta didik yang memiliki gaya belajar yang berbeda. Menurut Fleming (2001), gaya belajar terbagi menjadi empat yaitu visual, aural, read/write, dan kinestetik.
Masing-masing gaya belajar tersebut memiliki media dan aktivitas pembelajaran yang berbeda-beda sehingga guru memiliki peran penting untuk mengetahui gaya belajar peserta didik. Hal ini bertujuan agar hasil dari kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas dapat berjalan dengan baik.
Jika seorang guru mengetahui gaya belajar peserta didik maka guru tersebut dapat mengetahui metode yang akan digunakan untuk mengelola kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan efektif. Selain itu, peserta didik mudah untuk menerima pembelajaran dengan baik
karena merasa nyaman, menguasai materi, dan sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Guru yang dapat memfasilitasi gaya belajar peserta didik maka dapat meningkatkan hasil akademik peserta didik. Lalu, tidak hanya memfasilitasi tetapi guru juga memiliki peran dalam memperhatikan gaya belajar peserta didik yang dapat menjadi proses peserta didik dalam mendapatkan keterampilan bahkan pengetahuan yang baru.
Gaya Belajar VARK
Gaya belajar merupakan cara seseorang dalam mengembangkan keterampilan belajar dan pengetahuannya sesuai dengan minat belajar masing-masing. Gaya belajar yang diterapkan guru di SMA Negeri 11 Yogyakarta ini menggunakan gaya belajar VARK.
Gaya belajar VARK meliputi Visual, Aural, Read/ Write, dan Kinestetik. Gaya belajar Visual merupakan gaya belajar yang mengandalkan indera mata atau penglihatan dalam menangkap dan memahami informasi.
Gaya belajar Aural merupakan gaya belajar seseorang dengan mengandalkan indera telinga atau pendengaran dalam menangkap dan memahami informasi. Gaya belajar Read/ Write merupakan gaya belajar seseorang menerima informasi dalam bentuk tulisan dengan cara membuat ringkasan dengan bahasa sendiri. Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar seseorang dalam menerima informasi melalui praktik secara langsung sesuai minat individu.
Berdasarkan diagram pie di atas menyatakan bahwa peserta didik kelas XE8 memiliki gaya belajar visual, aural, read / write, dan kinestetik. Peserta didik yang memiliki gaya belajar visual terdapat 11%. Lalu, sebanyak 42% terdapat peserta didik yang memiliki gaya belajar
aural. Selain itu, peserta didik yang memiliki gaya belajar read / write sebanyak 15% sedangkan peserta didik dengan gaya belajar kinestetik terdapat 32%.
Penelitian yang dilakukan melalui Google Form ini menunjukan bahwa kelas XE8 paling banyak memiliki gaya belajar aural dengan memperoleh hasil 42%. Gaya belajar aural ini merupakan model belajar dengan melibatkan indera pendengaran peserta didik.
Peran guru ketika mendapatkan kelas dengan peserta didik yang memiliki gaya belajar aural dapat menyesuaikan. Misalnya menyajikan materi ajar dengan menggunakan audio, tanya jawab, dan diskusi kelompok. Namun, dengan adanya gaya belajar aural yang mendominasi kelas tersebut sebaiknya guru tidak meninggalkan gaya belajar peserta didik yang lain.
Artinya, guru juga harus mengimbangi gaya belajar peserta didik lainnya dengan menyisipkan gaya belajar yang berbeda pada bagian pendahuluan, pemantik, ataupun yang lainnya sehingga gaya belajar ini diterima oleh peserta didik secara merata.
Berdasarkan hasil survei diagram pie di atas, gaya belajar VARK (Visual, Aural, Read/ Write, dan Kinestetik) peserta didik kelas X E9 cenderung kebanyakan menggunakan gaya belajar Kinestetik dengan persentase 28% dengan cara belajar menemukan informasi baru dari praktik secara langsung sesuai dengan aktivitas yang diminati tiap individu.
Selain itu, peserta didik lainnya memiliki gaya belajar VARK dengan persentase, seperti gaya belajar visual dengan persentase 21%, gaya belajar aural dengan persentase 24%, dan gaya belajar Read/ Write dengan persentase 27%.
Hal ini membuat guru kembali berperan dalam kelangsungan pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan gaya belajar kinestetik, tetapi juga tidak mengesampingkan kebutuhan gaya belajar peserta didik lainnya, sehingga mendapatkan porsi belajar yang sama.
Guru sebagai pendidik sebaiknya mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh anak didiknya, karena seorang guru juga harus menyesuaikan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik agar hasil belajar peserta didik memiliki hasil yang baik.
Artikel ini mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan gaya belajar antara kelas XE 8 dan XE 9 SMA Negeri 11 Yogyakarta. Kelas XE 8 didominasi gaya belajar aural sedangkan kelas XE 9 memiliki gaya belajar kinestetik. Tentunya dengan gaya belajar yang berbeda ini terdapat cara yang berbeda untuk mengajar.
Dengan demikian, guru dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk menerapkan gaya belajar yang dimiliki sehingga tidak hanya merujuk pada satu gaya belajar VARK saja dan kegiatan belajar mengajar dapat diterima dengan baik, efektif, dan efisien.
Daftar Pustaka
Fleming Neil D. 2001. Teaching and Learning Styles: VARK. Amazon.com
Subini, N., 2011. Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Yogyakarta: PT Buku Kita.
Widharyanto, B. (2017). Gaya belajar model vark dan implementasinya di dalam pembelajaran keterampilan Berbahasa Indonesia. International Communication Through Language, Literature, and Arts, 69-84.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply