JAKARTA, KalderaNews.com –Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2024 meresmikan Indonesia-Dutch Consortium on Sustainable Futures (INUCoST).
Pada hari terakhir WINNER 2024 yang diselenggarakan Kamis, 26 September 2024 INUCoST secara resmi diperkenalkan dalam acara yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari kedua negara.
Konsorsium ini bertujuan untuk mempromosikan penelitian bersama dalam bidang keberlanjutan, serta membangun hubungan yang lebih erat antara universitas di Indonesia dan Belanda.
BACA JUGA:
- WINNER 2024: Fostering Bilateral Collaboration in Higher Education and Research
- WINNER 2024: Program Riset Bersama Indonesia – Belanda untuk Solusi Tantangan Sosial
- Penting, Kolaborasi Pendidikan dan Penelitian Indonesia – Belanda, Temukan Semuanya di WINNER 2024!
Leiden Delft Erasmus University Alliance terus bekerjsama dalam riset dan pendidikan
Zweta Manggaraini, dari Leiden Delft Erasmus University Alliance (LDE), dalam presentasinya menyampaikan bahwa LDE sudah mengikuti kegiatan penelitian dan pendidikan sejak tahun 2012.
Empat tema utama yang menjadi fokus LDE adalah energi terbarukan, keanekaragaman hayati, kota pintar, dan kecerdasan buatan.
Ia juga menambahkan bahwa LDE mulai mengembangkan internasionalisasi sejak tahun 2022 dan terus bekerja sama dalam mengatasi tantangan global untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Dalam dua tahun terakhir, LDE telah menyelenggarakan Akademi Penulisan LDE-BRIN yang berfokus pada Urbanisasi Berkelanjutan.
Akademi ini telah menghasilkan berbagai penelitian bersama, kunjungan akademisi, serta publikasi artikel ilmiah yang segera akan diterbitkan oleh LIPI.
Selain itu, program penelitian dan pendidikan ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa PhD untuk melanjutkan pendidikan mereka melalui penelitian yang berkolaborasi antara kedua negara.
Zweta mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, INUCoST menggandeng tiga universitas dari Belanda dan lima universitas dari Indonesia dalam penelitian terkait transisi energi, keanekaragaman hayati, kota pintar, dan kecerdasan buatan, yang akan berlangsung hingga tahun 2025.
Konsorsium ini didukung oleh pendanaan sebesar €1.600.000 dari LDE yang didanai oleh MoCERT dan LIPI.
Fokus isu untuk INUCoSt
Sementara itu, Mirwan Ushada dari Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai pembicara kedua, memaparkan tentang bagaimana universitas di Indonesia bisa berkolaborasi secara efektif dalam INUCost.
Proses ini dimulai dengan mengoordinasikan peran, tanggung jawab, dan kontribusi dari masing-masing universitas dalam program penelitian bersama yang berfokus pada isu-isu keberlanjutan.
Ushada memaparkan analisis kesenjangan (gap analysis) dalam kolaborasi ini. Dari aspek akademis, Ushada menyoroti bahwa kerangka teoritis yang ada belum memadai untuk menjelaskan jalur pengembangan daerah yang beragam.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengembangan yang tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada pembangunan manusia, termasuk keterkaitan antara manusia, lingkungan, serta isu-isu pemindahan sosial.
Dalam ruang lingkup kolaborasi, Ushada menggarisbawahi pentingnya penelitian yang berpusat pada manusia, terutama dalam pengembangan perkotaan dan pesisir.
Beberapa kata kunci utama dalam kolaborasi ini yang ditekankan adalah keanekaragaman hayati, kebijakan dan tata kelola, serta ketahanan dan adaptabilitas terhadap perubahan iklim.
Ia juga menyebutkan bahwa pendekatan yang diambil adalah melalui tolok ukur dan pencocokan isu sektoral dan spasial hibrida, dengan melibatkan staf dan mahasiswa dalam implementasi Tri Dharma: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan utamanya adalah membangun kemitraan yang saling menguntungkan.
Proses pengajuan dana ke DIKTI
Pada akhir acara, Efrin Puspawati memaparkan proses pengajuan dana dalam kerangka Matching Fund dari DIKTI, yang merupakan salah satu komponen kunci dalam pelaksanaan program INUCoST.
Proposal kolaborasi penelitian diajukan oleh anggota konsorsium melalui portal BIMA Kemdikbud, dengan batas waktu pengajuan pada 30 September 2024.
Proses persetujuan oleh universitas harus diselesaikan sebelum 1 Oktober 2024, di mana DIKTI akan melakukan peninjauan dan pemilihan proposal yang memenuhi syarat. Setelah seleksi, penerima hibah akan diumumkan, dan implementasi hibah penelitian akan dimulai.
Selama proses implementasi, evaluasi dan pemantauan akan dilakukan secara berkala berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa proyek-proyek penelitian berkolaborasi secara efektif dan sesuai dengan tujuan keberlanjutan yang telah digariskan.
INUCoST diharapkan menjadi platform penting untuk mendorong kolaborasi antara para akademisi dari kedua negara, serta mengembangkan solusi berkelanjutan untuk tantangan global yang semakin kompleks.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply