Kritik Rektor Universitas Paramadina, Kebijakan Ekonomi Jokowi dan Pembangunan Infrastruktur Ngawur!

Rektor Universitas Paramadina periode 2021-2025, Prof. Didik Junaidi Rachbini
Rektor Universitas Paramadina periode 2021-2025, Prof. Didik Junaidi Rachbini (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kebijakan ekonomi di era Presiden Jokowi dengan pembangunan infrastruktur yang jor-joran itu ngawur! Demikian dikatakan Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini.

Didik mengkritisi neraca transaksi berjalan negara yang mengalami defisit. Hal itu bisa terjadi lantaran kegiatan ekspor di Indonesia terlalu lemah.

Kata Didik, ekspor Indonesia sudah kalah saing dengan negara di ASEAN serta Asia.

BACA JUGA:

Ekspor Indonesia kalah saing!

Rektor Paramadina ini membeberkan, negara tetangga seperti Malaysia telah melewati media countertrade atau bentuk perdagangan internasional.

“Defisit neraca transaksi berjalan karena ekspornya stagnan, sudah kalah dengan Vietnam. Bahkan sekarang akan disalip Banglades,” kata Didik dalam sebuah diskusi di Jakarta.

Didik menyatakan, kondisi ekspor di Indonesia bisa memengaruhi neraca transaksi berjalan.

“Indonesia masih bergelut, jungkir balik, dan defisit ini, sebab ekspornya lemah dan kita tergantung kepada komoditas bahan mentah,” paparnya.

Pembangunan infrastruktur ngawur

Di sisi lain, Didik juga mengkritisi pembangunan infrastruktur yang dilakukan dengan jor-joran di era Presiden Jokowi.

Hal ini, kata dia, selaras dengan kritik yang pernah disampaikan almarhum ekonom Faisal Basri tentang pembangunan kereta cepat.

“Pembangunan infrastruktur itu infrastruktur ngawur! Seperti kata Pak Faisal. Kereta api cepat itu sudah pasti akan lemah dari segi neracanya,” tutur Didik.

Bahkan, Faisal Basri pernah mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur era Presiden Jokowi sama seperti proyek di atas khayangan, karena tidak berpijak pada realita.

Adanya pembangunan infrastruktur yang terlalu berlebihan, kata Didik, bakal memberatkan sektor industri. Akibatnya, pendapatan di sektor industri mengalami penurunan, sementara daya saing semakin tinggi.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*