LAMPUNG, KalderaNews.com – Lagi-lagi, bullying atau perundungan terjadi di sekolah. Kali ini, terjadi di SMA Kebangsaan Lampung, milik Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan RI.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Lampung pun mengutuk keras kejadian perundungan pelajar di SMA Kebangsaan.
“Sangat disayangkan, yang paling menyakitkan sekolah tersebut memiliki predikat nasional apalagi terbaik di Lampung,” ujar Ketua Komnas PA Lampung, Arieyanto Wertha.
BACA JUGA:
- Keluarga Korban dan Pelaku dalam Dugaan Bullying di SMA Binus Simprug Sudah Bertemu, Apa Hasilnya?
- Kesaksian Korban Dugaan Bullying di Binus Simprug, Dianiaya dan Dilecehkan Anak Anggota DPR dan Ketua Partai Politik?
- Terungkap! Nia Penjual Gorengan Ternyata Siswa yang Berprestasi Saat di SMA, Pernah Juara 1 Silat Se-Provinsi
Arieyanto mengatakan, peran guru ataupun yayasan di SMA Kebangsaan sebagai pihak yang melakukan pembinaan pendidikan seyogyanya lebih memperhatikan para muridnya.
Komnas PA akan segera mendatangi SMA Kebangsaan untuk menindak lanjuti kejadian tersebut.
“Pihak kepolisian harus segera merespon itu. Ini tidak bisa dibiarkan. Apalagi ini kejadian yang kedua kali, dengan modus yang sama,” ujar Arieyanto.
Hanya gara-gara rambut tidak rapi
Sementara, orangtua korban membeberkan bahwa kekerasan fisik dan perundungan terjadi pada 9 September 2024 di toilet aula sekolah.
Menurutnya, aksi tidak terpuji tersebut dilakukan kurang lebih 10 siswa.
“Alasannya tidak masuk akal, hanya gara-gara rambut tidak rapi dan pakaian seragam tidak sesuai, anak saya disiksa para seniornya,” ujar orangtua korban.
Saat ini, korban masih mengalami trauma yang mendalam. Orangtua korban juga telah melaporkan kejadian ke pihak Polres Lampung Selatan.
Kekerasan senior kepada junior
Sementara, Kepala SMA Kebangsaan, Wempy Prastomo Bhakti membenarkan kejadian tersebut.
Wempy menerangkan bahwa kejadian dugaan perundungan tersebut bermula ketika ada kakak kelas 12 menegur korban kelas 11 di kantin sekolah.
Tetapi, korban yang tidak terima ditegur memicu emosi kakak kelas, sehingga terjadi pemukulan.
“Mungkin ada perilaku juniornya yang tidak berkenan ditegur kakak kelasnya yang merasa senior, masih remaja tidak dapat mengendalikan emosinya hingga terjadi aksi pemukulan,” kata Wempy.
Pihak sekolah telah mendapatkan nama 4 orang siswa yang melakukan pelanggaran tersebut.
SMA Kebangsaan segera akan menjatuhkan sanksi kepada 4 siswa yang diketahui terlibat dalam aksi perundungan tersebut.
Rupanya, ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya pada tahun 2022, kejadian serupa pernah terjadi. Seorang siswa kelas 10 dipukuli oleh siswa kelas 12. Korban pun dilarikan ke RSUD dr. Bob Bazar Kalianda, lantaran pingsan saat terjadi insiden.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply