JAKARTA, KalderaNews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan teknologi pengumpulan sampai daur ulang sampah plastik, terutama yang tersebar di laut.
Salah satu pendekatan yang sedang dikembangkan adalah pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh, sensor bawah air, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)
Demikian dikatakan peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, Muhammad Reza Cordova, dalam diskusi media di Jakarta.
BACA JUGA:
- Ternyata, Sampah Sisa Makanan Bisa Bikin Perubahan Iklim Makin Parah Lho, Ini Penjelasannya!
- Duh, Ternyata Total Sampah Nasional Paling Banyak Sisa Makanan Lho!
- Viral, Kamar Kos Penuh Sampah, Gejala Hoarding Disorder? Kenali Ciri dan Penyebabnya
Laut bersih, masa depan kita
Untuk menekan perilaku masyarakat membuat sampah ke laut, tim BRIN pun turun ke kampung-kampung nelayan.
“Pendekatan berbasis komunitas menjadi kunci utama dalam menekan jumlah sampah plastik yang masuk ke laut,” ujar Reza.
“Perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah adalah langkah penting untuk jangka panjang,” imbuhnya.
BRIN pun mengajak seluruh lapisan masyarakat agar secara bersama ikut menangani masalah ini melalui aksi nyata dalam pengelolaan sampah.
Karena, masa depan laut sangat bergantung pada upaya seluruh elemen untuk menjaga kebersihannya.
“Laut yang bersih bukan hanya untuk biota laut, tapi juga untuk keberlanjutan hidup kita sendiri,” ujar Reza.
Sampah di laut dari rumah tangga
Reza pun memaparkan bahwa pencemaran laut didominasi sampah dari rumah tangga.
Paling tidak ada 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya.
Lebih dari 70 persen sampah plastik di perairan itu berasal dari aktivitas manusia di daratan.
“Masalah ini mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, serta kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut,” papar Reza.
BRIN pun mencatat jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia, seperti plastik sachet, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan.
“Sampah-sampah ini membutuhkan ratusan tahun untuk terurai, mencemari laut, dan merusak habitat biota laut,” tegas Reza.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply