Stop Katakan, “Yang Penting Anak Saya bisa Sekolah”

Sekolah adalah pesawat menuju tujuan mimpi dan cita-cita. (KalderaNews/Arlicia)
Sekolah adalah pesawat menuju tujuan mimpi dan cita-cita. (KalderaNews/Arlicia)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – “Yang penting anak saya bisa sekolah” adalah jawaban yang paling sering diutarakan oleh orang tua terkait pendidikan putra-putrinya.

Pertanyaan, “Anaknya mau jadi apa?” Dijawab “Apa aja yang penting anak saya bisa sekolah”. Pertanyaan, “Anaknya mau sekolah dimana?” Dijawab “Di mana aja yang penting anak saya bisa sekolah.”

Meski menempuh pendidikan di sekolah itu penting, bukan berarti tujuannya hanya berhenti di sekolah itu sendiri saja.

Karena menyekolahkan anak tanpa tujuan akan memberikan dampak buruk baik kini maupun yang akan datang.

Penting bagi orang tua untuk memberikan arahan yang tepat untuk anak bersekolah. Sekolah itu ibarat sebuah pesawat yang mengantarkan anak untuk menuju suatu tempat.

Pesawat hanyalah alat untuk mencapai tujuan, bukan menjadi tujuannya. Jika tujuannya tidak jelas maka pesawat akan kehilangan arah dan mendarat di tempat yang tidak semestinya.

Berikut dampak buruk jika orang tua gagal mengarahkan anak dalam menentukan tujuan sekolah.

BACA JUGA:

1. Pemborosan keuangan

Biaya sekolah itu mahal lho. Apalagi jika sekolahnya asal-asalan. Segala hal dicobakan kepada anak untuk dipelajari, misalnya memberikan berbagai kursus dan keterampilan.

Boleh sih, tapi jika tidak ada yang menonjol dan tidak sesuai bakat dan minat anak lebih baik tidak dilanjutkan.

2. Berpindah-pindah jurusan kuliah

Kegagalan dalam penentuan tujuan bersekolah dapat menyebabkan anak berpindah-pindah jurusan terutama saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Dampak jangka panjangnya dapat mengakibatkan penambahan waktu studi yang menyebabkan terlambat lulus kuliah.

3. Disorientasi cita-cita

Tidak ada salahnya jika selama bersekolah terjadi perubahan cita-cita. Namun, perubahan yang terus-menerus berganti menimbulkan kebingungan dan ketidakjelasan.

Hal ini tentu menimbulkan ketidakpastian di masa depan.

4. Job mismatch

Bekerja tidak sesuai dengan bidangnya adalah fenomena yang kini cukup marak terjadi. Banyak orang yang menggeluti pekerjaan yang tidak sama dengan latar belakang pendidikannya.

Fenomena ini dapat berpengaruh besar pada karier anak di masa depan.

5. Pengangguran

Bersekolah tanpa arah dan tujuan yang tepat dapat menimbulkan kelelahan, burnout, dan stress yang tinggi.

Rasa lelah ini rupanya dapat membuat seseorang memilih untuk menganggur saja dibandingkan bekerja.

6. Kembali bergantung pada orang tua

“Fulltime children” seperti yang kini tengah marak terjadi di China, salah satunya dapat terjadi karena anak mengalami disorientasi pada tujuan mula-mulanya untuk bersekolah.

Kembali menjadi anak sepenuhnya di rumah menjadi pilihan ketika seseorang kehilangan makna akan prestasi-prestasinya di sekolah.

Penentuan tujuan untuk bersekolah ibaratnya seperti memberikan nyala api untuk anak dapat terus bersemangat dalam menempuh pendidikan.

Selain itu, penentuan tujuan juga dapat menjadi semangat seorang anak dalam mencapai semua mimpi dan cita-citanya. Dengan demikian segala daya usaha dapat dimaksimalkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*