Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Layak Ditutup?

STIP Marunda Jakarta Utara
STIP Marunda Jakarta Utara (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Sederet tindak kekerasan yang berujung kematian, membuat Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta layak ditutup!

Desakan penutupan menguat setelah mencuatnya kasus penganiayaan berujung maut yang menimpa taruna Putu Satria Ananta Rastika.

Dalam kasus ini, pihak kampus dinilai lalai sehingga harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

BACA JUGA:

STIP harus bertanggung jawab

“(STIP) jelas lalai. Jadi, kalau keluarga korban dalam beberapa wawancara meminta pertanggungjawaban dari kampus ini (STIP) itu sudah tepat,” ungkap Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti.

Retno mengatakan, STIP harus bertanggung jawab karena kejadian penganiayaan Putu berada di lingkungan kampus.

Peristiwa tersebut juga terjadi pada hari kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

Lebih lanjut, Retno menyampaikan bahwa dirinya lebih memilih moratorium ketimbang menutup STIP.

“Jadi ada moratorium, dilulusin semua (mahasiswa yang saat ini ada) tapi tidak menerima mahasiswa baru. Setelah habis mahasiswanya, baru menerima mahasiswa baru dan memulai semuanya dengan ketentuan baru tanpa kekerasan,” tuturnya.

Perlu diketahui, Putu tewas dianiaya seniornya yang bernama Tegar Rafi Sanjaya (21) pada Jumat, 3 Mei 2024.

Tegar menilai Putu kurang sopan lantaran masuk ke dalam kelas-kelas dengan menggunakan baju olahraga.

Akhirnya, Tegar pun membawa Putu bersama keempat temannya ke toilet pria yang berada di lantai dua kampus.

Di situ, Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hati sampai terkapar dan lemas. Tegar pun menarik lidah Putu hingga jalur pernapasan tertutup dan tewas.

Pesan STIP harus ditutup

Desakan ditutupnya STIP sebenarnya sudah mengemuka ketika 2017 dalam sebuah pesan di dinding asrama putra STIP.

“Ingat! Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan.”

Pada 12 Januari 2017, pesan tersebut terpampang jelas di dekat kamar tempat terjadinya penganiayaan berujung maut yang menimpa taruna tingkat I bernama Amirulloh Adityas.

Pada saat itu, pesan anti-kekerasan terpasang di banyak sudut gedung STIP Jakarta.

Selain itu, terdapat pula tugu peringatan dengan cat hitam dan putih yang dibangun untuk memperingati kasus penganiayaan berujung maut yang menimpa taruna bernama Agung Bastian Gultom pada 2008.

“Hindari Tindak Kekerasan Agar Tidak Terulang Lagi Peristiwa 12 Mei 2008 Yang Mengakibatkan Taruna Agung Bastian Gultom Meninggal Dunia.”

Demikian pesan yang terpampang di tugu memorial tersebut.

Tapi, deretan pesan tersebut ibarat pepesan kosong. Rentetan kasus kekerasan terus berulang, dan memakan korban nyawa.

Keluarga Putu minta STIP ditutup

Sementara, pihak keluarga Putu juga meminta STIP ditutup usai kejadian penganiayaan yang menimpa Putu hingga tewas.

“Saya pribadi jelas menuntut pelaku dihukum seberat-beratnya, juga agar STIP ditutup,” kata Satya, sepupu Putu.

Satya menilai STIP sudah layak ditutup, sebab tindak kekerasan di kampus ini sudah berulang kali terjadi

Satya mengatakan, banyak alumni STIP ikut membagikan pengalaman buruk tentang budaya senioritas di kampus itu.

Beberapa alumni STIP mengaku pernah mengalami tindak kekerasan dari para seniornya saat menjalani pendidikan.

Seorang alumni mengaku pernah dipaksa menelan duri ikan, dan dilukai tangannya dengan menggunakan garpu.

Lantaran tak kuat dengan perlakuan senior, ia pun memutuskan berhenti mengenyam pendidikan di STIP.

Sedangkan, alumni lain berkisah bahwa kepalanya pernah disundut rokok sampai terluka oleh alumni STIP.

“Saya dulu aja waktu praktik kena kekerasan sama alumni STIP, kepala saya disundut rokok,” ujar seorang alumni.

Tewasnya Putu adalah puncak gunung es dari tindak kekerasan yang selama ini terjadi di STIP Jakarta.

So, sekolah dengan “budaya” kekerasan yang sedemikian masif, apakah layak dipertahankan?

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*