26 April, Bunyikan Alarm di Sekolah, Ancaman Bencana di Depan Mata

Ilustrasi: Pentingnya, pendidikan kebencanaan. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Pentingnya, pendidikan kebencanaan. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Semua sekolah akan membunyikan suara penanda atau alarm bencana pada Jumat, 26 April 2024, tepat pukul 10.00 WIB. Ada apa ya?

Pada Hari Kesiapsiagaan Bencana, 26 April nanti, semua sekolah harus membunyikan alarm bencana untuk melakukan simulasi bencana yang diikuti semua warga di sekolah.

Kegiatan simulasi ini untuk pembelajaran pencegahan dan penanggulangan bencana melalui sekolah.

BACA JUGA:

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto menjelaskan, Indonesia termasuk dalam wilayah yang rawan bencana.

Maka, masyarakat harus mengenali, memahami, serta membudayakan kesadaran akan bencana sebab penanggulangan bencana adalah urusan bersama.

Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryo Utama menambahkan, penanggulangan dalam konteks satuan pendidikan bisa berbentuk kegiatan analisis risiko bencana, menyusun perencanaan sekolah, dan simulasi bencana.

“Diharapkan sekolah mampu mengenali ancaman dan memprediksi sebelum terjadinya bencana,” kata Pangarso.

57 persen sekolah berisiko terpapar bencana

Sementara, Kemendikbudristek menyatakan bahwa lebih dari 57 persen satuan pendidikan di Indonesia berisiko terpapar lebih dari satu ancaman bencana.

“Dari data-data kita, setiap kali terjadi bencana berdampak pada dunia pendidikan,” ujar Sekretaris Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Praptono.

Sesuai data, saat ini terdapat lebih dari 500 ribu sekolah dengan jumlah peserta didik mencapai lebih dari 60 juta.

Terdapat lebih dari 5 juta pendidik dan tenaga kependidikan yang melakukan kegiatan belajar mengajar di lebih dari 2,5 juta ruang kelas.

Aneka bencana ancam sekolah

Nah, Praptono memaparkan rincian aneka bencana yang mengancam satuan pendidikan, sebagai berikut:

  • 78 persen berisiko terkena gempa bumi.
  • 38 persen berisiko dilanda banjir.
  • 9 persen terancam tanah longsor.
  • 1,5 persen terancam bencana tsunami.
  • 1,5 persen terancam risiko letusan gunung berapi,
  • 3,5 persen terancam banjir bandang.

Bahkan, dalam kurun 15 tahun terakhir, terdapat 15.356 sekolah rusak akibat bencana.

Sedangkan 49.997 satuan pendidikan terdampak bencana asap akibat dibakarnya hutan dan lahan, meskipun tidak merusak sarana sekolah.

Dampak bencana terhadap satuan pendidikan meliput aneka aspek, seperti sarana prasarana sekolah rusak, akses transportasi yang putus, warga sekolah mengungsi, peralatan penunjang pendidikan rusak, serta siswa dan orangtua takut kembali belajar di sekolah.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*