JAKARTA, KalderaNews.com – Kamu sering menemukan kalimat “lorem ipsum” atau “lorem ipsum dolor sit amet”? Inilah arti dan sejarahnya!
Nah, biasanya kalimat tersebut ditemukan dalam dunia desain dan grafis.
Kalimat itu biasa dipakai sebagai teks standar di templat mentah alias belum jadi sebelum diedit menjadi kata-kata atau tulisan yang diinginkan.
So, apa arti lorem ipsum?
BACA JUGA:
- 17 Maret, Hari Perawat Nasional, Begini Sejarah dan Temannya
- 20 Tema Kreatif untuk Program Pesantren Kilat Ramadan 2024
- Ramadhan atau Ramadan, Cara Penulisan Mana yang Benar?
Awal penggunaan “lorem ipsum”
Lorem ipsum atau biasa disingkat lipsum memang telah menjadi teks tiruan standar industri percetakan pada 1500-an.
Saat itu, pencetak tidak dikenal mengambil kumpulan teks, lantas mengacaknya untuk dijadikan kalimat di sebuah contoh buku.
Tak hanya bertahan selama lima abad, penggunaan “lorem ipsum” sebagai teks standar pun masuk ke dunia elektronik.
Kalimat ini dipopulerkan pada 1960-an usai perusahaan produsen lembaran tipografi Inggris, Letraset, merilis lembaran yang memuat kalimat “lorem ipsum” sebagai sampel.
Sampai pada 1980-an, perusahaan perangkat lunak macam Adobe PageMaker serta Microsoft Word mulai memakai kalimat yang sama untuk teks sampel.
Karya sastra Latin klasik Cicero
Richard McClintock, sarjana bahasa Latin di Hampden-Sydney College, Amerika Serikat dianggap sebagai detektif yang berhasil mengungkap muasal “lorem ipsum” pada 1982.
Ia menemukan, kalimat tersebut diambil dari naskah karya sastra Latin klasik yang ditulis filsuf Romawi Kuno, Cicero, de Finibus Bonorum et Malorum.
Nah, berikut teks asli Cicero untuk “lorem ipsum”:
“Sed ut perspiciatis, unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam eaque ipsa, quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt, explicabo.
Nemo enim ipsam voluptatem, quia voluptas sit, aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos, qui ratione voluptatem sequi nesciunt, neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum, quia dolor sit, amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt, ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem.
Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur?
Quis autem vel eum iure reprehenderit, qui in ea voluptate velit esse, quam nihil molestiae consequatur, vel illum, qui dolorem eum fugiat, quo voluptas nulla pariatur?
At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus, qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti, quos dolores et quas molestias excepturi sint, obcaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa, qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.
Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio, cumque nihil impedit, quo minus id, quod maxime placeat, facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus.
Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet, ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.”
Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kalimat tersebut memiliki arti:
“Demikian pula, tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan, bukan semata-mata karena penderitaan itu sendiri, tetapi karena sesekali terjadi keadaan di mana susah payah dan penderitaan dapat memberikan kepadanya kesenangan yang besar.
Sebagai contoh sederhana, siapakah di antara kita yang pernah melakukan pekerjaan fisik yang berat, selain untuk memperoleh manfaat daripadanya?
Tetapi siapakah yang berhak untuk mencari kesalahan pada diri orang yang memilih untuk menikmati kesenangan yang tidak menimbulkan akibat-akibat yang mengganggu, atau orang yang menghindari penderitaan yang tidak menghasilkan kesenangan?”
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply