Puisi Gugat Politisi, Safari Sastra di Kampus Perjuangan Tasikmalaya

Literasi sastra Puisi Gugat Politisi di kampus Unper Tasimalaya. (dok.unper)
Literasi sastra Puisi Gugat Politisi di kampus Unper Tasimalaya. (dok.unper)
Sharing for Empowerment

TASIKMALAYA, KalderaNews.com – Universitas Perjuangan Tasikmalaya menghelat kegiatan safari sastra yang bertajuk “Puisi Gugat Politisi” dengan dihadiri sastrawan ternama.

Safari Sastra pada tahun ini digagas oleh tokoh sastra ternama seperti Yudhistira ASM Massardi, Reny Djajoesman, dan Acep Zam Zam Noor.

Rangkaian kegiatan ini merambah tujuh kampus di berbagai kota yang melaksanakan safari sastra dan UNPER pertama kali melaksanakannya di tahun ini.

BACA JUGA:

Hadirkan sastrawan ternama dengan angkat isu politik

Kepala UPT Seni Budaya sekaligus Dosen Mata Kuliah Seni Budaya dan Kearifan Lokal UNPER, Dr. H. Agus Ahwad Wakih, M.Sn., menyambut antusias kegiatan safari sastra ini.

Ia menyatakan bahwa kehadiran para sastrawan ternama akan memberikan warna baru dalam pemahaman literasi dan seni di lingkungan kampus.

Acara ini juga menjadi metode pembelajaran yang baru di bidang literasi untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa.

Acara yang berlangsung di gedung Auditorium kampus tersebut menyajikan berbagai penampilan puisi yang menggugat politisi, menyoroti berbagai isu sosial dan politik kontemporer.

Dosen dan anggota sanggar teater UNPER turut berpartisipasi dalam pengisi acara, menciptakan suasana yang penuh semangat dan inspiratif.

Setiap penampilan puisi menjadi momen penyatuan hati, di mana peserta safari sastra merasakan kekuatan bersama dalam meresapi makna-makna dalam puisi mereka.

Ada harapan untuk menciptakan suara yang kuat dalam menyuarakan kritik konstruktif terhadap kebijakan politisi agar menjadi semakin nyata.

Yudhistira, sebagai pemimpin rombongan safari sastra, mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk mengajak masyarakat kampus terlibat dalam pemikiran kritis melalui sastra.

 “Puisi bukan hanya kata-kata yang indah, tapi juga merupakan suara bagi masyarakat. Melalui puisi, kita dapat menggugat dan merayakan kebebasan berekspresi,” ujar Yudhistira.

Literasi membangun pemikiran kritis

Reny Djajoesman, sosok sastrawan wanita yang ikut serta dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya literasi dalam membangun pemikiran kritis.

“Sastra memiliki peran besar dalam membentuk sikap dan kepribadian. Melalui puisi, kita dapat mengungkapkan pandangan, kritik, dan harapan terhadap dunia yang kita tempati,” ungkap Reny.

Selain itu, Acep Zam Zam Noor, dengan kepiawaiannya sebagai sastrawan dan kritikus sastra, memberikan wawasan mendalam terkait keterlibatan sastra dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.

“Puisi tidak hanya sekadar hiburan, tapi juga cerminan dari realitas yang ada. Dalam era ini, sastra dapat menjadi kekuatan untuk mengubah dan membangun perubahan positif,” ujar Acep.

Kegiatan safari sastra “Puisi Gugat Politisi” di Kampus UNPER sukses menyatukan para pecinta sastra, mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar dalam sebuah wadah apresiasi seni.

Rangkaian kegiatan ini akan terus berlanjut di enam kampus lainnya, membawa semangat literasi dan kritisisme sastra ke berbagai penjuru tanah air.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*