JAKARTA, KalderaNews.com – Homesick atau rindu rumah ketika merantau di negeri orang memang hal lumrah.
Bagi mahasiswa baru yang merantau untuk menuntut ilmu di daerah atau negara lain pasti merasakan homesick.
Perasaan kangen akan kampung halaman saat merantau kerapkali menghantui mahasiswa. Homesick dapat mengganggu konsentrasi ketika sedang belajar.
Menjalani perkuliahan menjadi transisi terbesar seseorang dengan rutinitas yang baru. Perasaan rindu rumah biasanya terjadi di awal perkuliahan.
BACA JUGA:
- Claudia Goldin Memenangkan Nobel Ekonomi 2023
- Ramai Kasus Bullying di Sekolah, 6 Langkah Menghindarkan Anak dari Perundungan
- 5 Kampus Swasta Terbaik 2023 di Jakarta Versi Edurank, Mana Pilihan Kamu?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jennifer Plumlee, Ed. D. yang merupakan Asisten Wakil Presiden untuk student success and enggagement di Marian University in Indianapolis.
Ia mengatakan bahwa seorang mahasiswa yang berada di lingkungan baru, orang baru, ekspektasi baru, dan semua yang serba baru akan mengalami kecemasan.
Menurut Plumlee, bahkan ketika mahasiswa tersebut sangat bersemangat dan menanti-nanti masa perkuliahan, serta mempersiapkan diri, mereka akan merasakan transisi yang berbeda di tempat baru.
Keluarga atau orang tua yang menyadari perasaan anak yang mengalami homesick harus memberikan dukungan.
Apa saja dukungan yang diberikan kepada seorang mahasiswa homesick?
Komunikasi yang Teratur untuk Mengurangi Perasaan Homesick
Sering melakukan percakapan secara teratur kepada mereka yang sedang merantau merupakan dukungan paling umum.
Berbicara melalui telepon atau pesan pendek membuat mereka merasa tidak sendirian.
Coba untuk mengajukan pertanyaan terbuka dan se-positif mungkin. Dengan begitu, mereka akan terbuka dengan keluarga dan orang tua.
Mulai menanyakan hal sederhana seperti, kejadian sepanjang hari. Apakah berjalan dengan baik? Atau ada sedikit kejadian yang menegangkan.
Tanyakan apakah mereka sudah menemukan tempat favorit di kampus? Apakah telah menemukan seorang teman untuk menghabiskan waktu?
Mengirim Hadiah
Mengirim hadiah yang tidak terduga tanpa perayaan tertentu dapat menjadi tanda jika anak merasa dalam pikiran keluarga dan orang tua.
Keluarga bisa mengirim hal pribadi seperti perlengkapan mandi, parfum, atau barang kesukaan anak.
Selain itu, dapat mengirim makanan yang dapat dibagikan kepada teman-temannya.
Cara tersebut dapat membuat anak bersosialisasi dengan temannya. Interaksi dengan orang sekitar dapat membuat anak lupa akan rindu rumah.
Beri Motivasi untuk Bergabung dengan Komunitas di Kampus
Mendorong anak untuk terlibat di kampus dalam klub atau organiasi untuk menyalurkan minat dan bakat.
Bergabung dengan komunitas akan membangun kepercayaan diri sehingga anak tidak lagi merasa cemas ataupun merasa sendirian.
Memberi Waktu Anak
Para ahli menyebutkan jika sekitar 6 minggu semester pertama merupakan waktu mahasiswa beradaptasi.
Saat ketika mahasiswa merasa memiliki dan terhubung dengan orang di sekitarnya. Bahkan, jika memungkinkan menjalin persahabatan baru.
Namun, sayangnya hal ini tidak mudah dilalui siapapun. Meskipun begitu, mahasiwa akan menemukannya jalannya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, perasaan homesick akan menurun karena mahasiswa mulai terbiasa dengan tempat barunya.
Orang tua dan anak harusbeekerja sama untuk melihat kondisi mereka. Bukan berarti karena usia yang dianggap sudah dewasa membuat orang tua lepas tanggung jawab.
Akan lebih baik, kampus yang menjadi tempat baru anak adalah atas pilihannya sendiri.
Rencana untuk merantau harus atas diskusi dari anak dan orang tua agar tidak ada beban.
Bagaimanapun yang akan menjalani semuanya adalah pihak anak, orang tua hanya mendampingi mereka. (*)
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply