JAKARTA, KalderaNews.com – Dunia pendidikan dirundung darurat bullying atau perundungan. Data BPS menyebut, mayoritas korban adalah anak laki-laki.
Komisioner KPAI Aries Adi Leksono menegaskan bahwa dunia pendidikan di Indonesia sedang mengalami darurat kekerasan terhadap anak.
“Hal itu dibuktikan dengan maraknya aksi bullying dan perundungan, serta bentuk kekerasan lainnya pada lingkungan satuan pendidikan di beberapa daerah,” ujarnya.
BACA JUGA:
- FSGI: Duh, Bullying Terbanyak Terjadi di SMP Disusul SD dan SMA-SMK
- Dosen UMM: Kasus Bullying Pelajar di Cilacap, Tetap Ada Pidana bagi Pelaku
- Miris, Pelaku Bullying di Cilacap, Berprestasi di Pencak Silat, Tapi Kabur dari Pesantren, Mencuri Ikan dan Do 4 Kali
Kondisi darurat bullying ini diwarnai sejumlah kejadian di Jakarta, Cilacap, Demak, Gresik, Lamongan, Balikpapan dan berbagai daerah lain.
Menurut Aries, fenomena bullying seperti gunung es karena hanya kasus yang viral saja yang menjadi sorotan.
“Yang lain masih belum terungkap, satu kasus tertangani, kasus lain lebih banyak lagi yang terabaikan,” papar Aries.
Data KPAI hingga Agustus 2023 mencatat ada 810 kasus kekerasan anak di lingkungan sekolah dan lingkungan sosial.
“Datanya cenderung naik setiap bulan, sehingga perlu perhatian bersama untuk menekan penurunan angka kekerasan anak, khususnya di satuan pendidikan,” katanya.
Leave a Reply