Sosialisasi Kurikulum Merdeka di Bandung, Kembalikan Pendidikan ke Marwah Sebenarnya

siswa smp al farisi
Siswa SMP Al Farisi (KalderaNews/Dok. SMP Al Farisi )
Sharing for Empowerment

BANDUNG, KalderaNews.com – Guna meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) terus menyosialisasikan Kurikulum Merdeka ke berbagai provinsi, salah satunya di Jawa Barat.

Sebanyak 106 peserta yang terdiri dari guru, komite sekolah, dan relawan pendidikan dari jenjang KB/PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB hadir pada Sabtu, 27 Mei 2023.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Puskurjar, Zulfikri Anas menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berfokus untuk meningkatkan kualitas layanan kepada peserta didik.

BACA JUGA:

“Kurikulum Merdeka mendorong para peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai kompetensi mereka dan mengembalikan pendidikan ke marwah sebenarnya, yaitu memerdekakan peserta didik dan pendidiknya,” jelas Zulfikri di Bandung.

Ia menekankan bahwa visi Kurikulum Merdeka, yaitu mengurangi materi pembelajaran dan fokus pada yang esensial.

“Kemudian lebih ke meningkatkan layanan pada peserta didik, sehingga guru tidak terbebani materi yang banyak dan administrasi yang rumit,” katanya.

Selain itu, ia berpesan kepada para pengawas untuk mendampingi guru dalam peningkatan kualitas belajar dan hubungan batin antara guru dan siswanya.

Tak hanya selesaikan kurikulum saja

Dalam kesempatan yang sama, Ledia Hanifa Amaliah, Anggota Komisi X DPR RI mengingatkan bahwa tujuan pendidikan nasional berdasarkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

“Sehingga pada dasarnya tujuan utama pendidikan tidak hanya penyelesaian kurikulum saja, melainkan pembentukan karakter,” tuturnya.

Ia juga mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka berfokus pada kebutuhan peserta didik sehingga satuan pendidikan memiliki visi yang jelas dalam proses pembelajarannya. “Dengan berbasis projek, para siswa tidak hanya membuat produk, namun perlu tahu tujuan pembuatannya,” jelasnya.

Zulfikri menekankan bahwa dalam Kurikulum Merdeka tidak mengharuskan para pendidik untuk membuat produk, melainkan fokus pada peningkatan kualitas dalam menguatkan karakter peserta didik.

“Yang terpenting adalah bagaimana anak mampu berkomunikasi dan bekerja sama bukan sekadar menghasilkan output pembelajaran yang banyak,” tambah Zulfikri.

Di samping itu, alur pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka tidak memaksakan para pendidik menggunakan cara yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

“Kami perlu membuat tujuan sebagai landasan, namun caranya disesuaikan dengan budaya di sekolah masing-masing,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*