JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menegaskan dua tahun transisi BRIN merupakan masa yang penuh dedikasi. Civitas BRIN merupakan ASN luar biasa yang sudah berkorban karena tidak pernah ada di republik ini terjadi integrasi sebesar ini.
“Kita sudah melalui dengan baik, meskipun ada kerikil, tapi yang terpenting bahwa BRIN ada bukan untuk kita para periset, tapi untuk Indonesia,” ujarnya.
Handoko menyadari walaupun telah berjalan selama dua tahun, perubahan menuntut komitmen yang kuat, keteguhan dan persistensi seluruh sivitas BRIN. Tiga hal inilah yang menjadi kekuatan dalam menyatukan civitas yang berasal dari multi entitas.
BACA JUGA:
- Gaduh Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Peneliti BRIN Tetap Bakal Diproses Meski Sudah Minta Maaf
- Ini Klarifikasi Lengkap dan Dalih BRIN Terkait Tudingan Penyelewengan Anggaran oleh BRIN
- Ini Klarifikasi BRIN Terkait Isu Beasiswa yang Terpangkas Setelah Melebur ke BRIN
“Satu hal yang saya banggakan adalah upaya kita melalui masa transisi. Hal itu capaian yang patut diapresiasi, dimana kita bersama-sama menunjukan daya juang yang kuat dan ketangguhan dalam menghadapi banyak tantangan demi ekosistem riset yang lebih progresif,” ujarnya.
Menurut Handoko, ada hal yang menjadikan BRIN memiliki keunikan tersendiri. Hal ini karena BRIN tidak hanya milik periset, namun milik semua masyarakat Indonesia. Di mana publik bisa ikut menikmati ekosistem riset yang inklusi.
Leave a Reply