AI Ambil Data Tanpa Diskriminasi, Perpres Strategi Nasional (Stranas) Kecerdasan Artifisial (AI) Digodok

Teknologi Artificial Intelligence (AI)
Teknologi Artificial Intelligence (AI) (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menegaskan BRIN bersama pemangku kepentingan terkait sedang memproses rancangan Perpres tentang Strategi Nasional (Stranas) Kecerdasan Artifisial.

Di dalam Stranas tersebut, terdapat lima prioritas, yakni pelayanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, kemananan pangan, mobilitas dan kota pintar.

“Bidang kesehatan misalnya, bagaimana BRIN mengembangkan rapid test kit, untuk mengetahui lebih dini potensi kanker serviks, TB, malaria, dan seterusnya, sehingga menurunkan cost dari kesehatan kita secara nasional,” jelas Handoko.

BACA JUGA:

Sedangkan bidang pangan, dengan memanfaatkan AI berbasis data omics, periset bisa mengembangkan varietas-varietas baru dari data molekuler.

Lebih lanjut Handoko menekankan tiga dari empat fokus area dalam Stranas AI, yaitu pengembangan SDM; infrastruktur dan data; dan regulasi dan etika.

Menurutnya, dalam penguasaan dan pemanfaatan AI, dibutuhkan SDM yang memiliki kemampuan untuk berpikir secara analitis dan kritis. Hal ini sebagian besar dilakukan melalui aktivitas riset.

“Ultimate skill untuk memanfaatkan itu (AI), hanya bisa diciptakan kalau orang itu terlibat di aktivitas riset terkait,” tegas Handoko.

Karena itulah, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM diharapkan tidak hanya SDM bidang AI, tapi juga SDM bidang Science, Technology, Engineering dan Math (STEM).

SDM unggul tidak sekedar menggunakan aplikasi, tapi juga bisa menganalisis data dan mencari informasi yang dapat berguna untuk kehidupan.

“Karakter substansi data terkait kesehatan misalnya, hanya bisa dipahami oleh dokter yang juga paham AI. Begitu juga orang bioteknologi, yang memahami data genomic, tidak bisa hanya orang AI yang memahami (data) itu, karena dia tidak tahu konteksnya,” jelasnya.

Kemudian fokus kedua adalah penguatan infrastruktur dan produksi dan repositori data. BRIN dalam hal ini mendukung penguatan infrastruktur, dengan layanan High Perfomance Computing (HPC) BRIN yang bersifat terbuka (open platfom).

“Termasuk kami juga mengelola akuisisi data melalui armada kapal riset, perangkat akuisisi data molekuler, data citra berbasis konstelasi satelit penginderaan jauh, reaktor nuklir, dan seterusnya,” beber Handoko.

Fokus ketiga terkait penguatan regulasi, penegakan etika, dan edukasi ke masyarakat. AI, ungkap Handoko, memang memudahkan kehidupan manusia, namun berpotensi melanggar privasi.

“Ini yang harus kita edukasi (ke masyarakat). Kita harus aware dengan data yang kita punya, karena AI mengambil data tanpa diskriminasi,” pungkasnya.

Karena itu, masyarakat dapat lebih bijak dalam memanfaatkan AI, namun tidak perlu takut berlebihan, tetapi harus punya awareness untuk bisa memanfaatkan AI dan mengantisipasi risikonya dengan lebih bijak.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*