Intercultural Student Camp (ISC) APTIK Rawat Kebhinekaan

Perwakilan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) di Intercultural Student Camp (ISC) yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) di Manado
Perwakilan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) di Intercultural Student Camp (ISC) yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) di Manado (KalderaNews/Dok. UKWMS)
Sharing for Empowerment

MANADO, KalderaNews.com – Intercultural Student Camp (ISC) yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) di Manado melahirkan kenangan indah bagi mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS).

Bertema “Merawat Kebhinekaan dan Nasionalisme Generasi Muda melalui Perjumpaan”, ISC memaknakan perjumpaan generasi muda milenial dengan keberagaman budaya, sehingga menumbuhkan rasa toleransi terhadap perbedaan.

Hal ini dirasakan Cecilia Kinanti Nugroho atau akrab disapa Kinan, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) bersama 4 perwakilan lainnya yaitu Ina (Fakultas Farmasi), Zita (FKIP kampus Madiun), Widya dan Iyul (Fakultas Vokasi).

BACA JUGA:

Mereka menjadi perwakilan UKWMS pada kegiatan ISC. Keempatnya bersama berangkat menuju Manado, didampingi Hendrik Djoni, S.Kom., Kabag Kemahasiswaan dan Dr. F.V. Lanny Hartanti, S.Si., M.Si., Wakil Rektor III UKWMS.

Mereka mendapatkan materi tentang identitas dan visi misi perguruan tinggi Katolik, peranan mahasiswa sebagai aset bangsa dalam menjaga NKRI, mengenal Ekowisata Tomohon International Flower Festival (TIFF), forum kerukunan umat beragama dengan enam pemuka agama sebagai narasumber, Laudato Si dan materi kebudayaan.

“Kami diajarkan untuk melihat keberagaman bukan sebagai perbedaan, tetapi sebagai persatuan. Melalui kegiatan penampilan budaya dan sesi materi dengan pemuka agama, kami sadar pentingnya toleransi sebagai penerus bangsa,” aku Kinan.

“Tak hanya itu, saya juga belajar bahasa daerah dari teman-teman daerah lain. Saya juga pertama kali menari Tarian Tobelo bersama seluruh peserta. Awalnya mudah, namun tarian ini sungguh rumit dan menguras tenaga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*