Magang di Malone Group Inggris, Bangga Pelajari Internet of Things (IoT) Langsung dari Pakarnya

Jaringan internet
Jaringan internet (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

LONDON, KalderaNews.com – Mahasiswa program Indonesian International Student Mobility Awards Vokasi (IISMAVO) yang magang di Malone Group Inggris terlibat aktif dalam kegiatan pascapeluncuran aplikasi terbaru perusahaan tersebut yakni Energy Auditing App.

Dibyo Widodo, mahasiswa asal Politeknik Elektronika Negeri Surabaya menceritakan kalau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemantauan (monitoring) energi pada objek seperti daya atau temperatur itu memanfaatkan sensor yang melekat.

“Nantinya output dari produk dan jasa ini akan membantu para engineer di lapangan untuk memprediksi adanya aktivitas janggal pada objek guna menghindari kerusakan berat. Tentu ini juga akan meningkatkan efisiensi dari pekerjaan mereka,” jelasnya.

BACA JUGA:

Istimewanya, para mahasiswa juga diikutsertakan dalam riset mengenai Internet of Things (IoT), cara kerja sensor, dan Competitive Analysis dari kompetitor.

Mereka juga diberikan ruang untuk mencetuskan ide dan inovasi dalam menentukan fitur-fitur tambahan yang diperlukan pada aplikasi.

Selain Dibyo, ada tiga mahasiswa lainnya yaitu Gabriella Stephanie Siregar, Naufal Rashad Aryaputra, dan Shidqi Bintang Etsandini.

Mereka termasuk ke dalam 38 mahasiswa IISMA Vokasi yang akan belajar selama satu semester di Coventry University di bawah bimbingan Profesor Benny Tjahjono.

Tak hanya fokus pada pengembangan aplikasi, menurut Managing Director UK, Malone Group, Phil Clulow, perusahaannya juga melibatkan mahasiswa IISMA Vokasi dalam pemasaran produk.

Gabriella, mahasiswa program studi Administrasi Bisnis Terapan asal Politeknik Negeri Batam, menuturkan bahwa pengalaman magang di Malone Group membuka banyak wawasan dan pemahaman baru dalam penerapan materi kuliah yang selama ini ia tempuh.

Ditambahkan Naufal, pegawai Malone Group adalah orang-orang hebat yang tidak pelit ilmu. Menurutnya, mereka dengan senang hati membagikan ilmunya seperti cara kerja sensor, bagaimana aplikasi ini bekerja, hingga cara membaca data.

“Para pekerja yang ramah, juga lingkungan kerja yang produktif membuat saya betah untuk berlama-lama singgah di kantor,” ungkap mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada ini.

Mahasiswa program studi Instrumentasi dan Kontrol ini juga mengaku senang dengan budaya kerja di Inggris, di mana perusahaan patuh pada aturan jam kerja.

“Semuanya seimbang, ada kalanya waktu untuk bekerja dan waktu untuk santai. Untuk jam kerja dimulai dari pukul sembilan pagi sampai lima sore,” lanjut Naufal.

“Sebuah kesempatan emas pastinya kami bisa mendapatkan pengalaman untuk membangun bisnis di bawah naungan perusahaan konsultan engineering besar hingga memasarkan produk kepada klien ternama,” kata Shidqi.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*