Riset Nature: Mahasiswa Internasional S2-S3 Alami Kesulitan Keuangan, Risiko Putus Kuliah

Mahasiswa Drop Out
Ilustrasi mahasiswa terancam drop out (Kalderanews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Riset Nature baru-baru ini menyatakan bahwa tengah terjadi krisis biaya hidup yang menyebabkan mahasiswa internasional di berbagai negara mengalami kesulitan keuangan.

Hasil survei Nature terlihat, 85 persen mahasiswa pascasarjana kesulitan dana untuk membeli kebutuhan pokok, membayar sewa tempat tinggal, dan yang lain.

Sementara, 45 persen dari total 3.200 responden mahasiswa S2-S3 juga setuju bahwa kenaikkan biaya hidup ini berisiko membuat mereka putus kuliah.

BACA JUGA:

Kekhawatiran tentang masalah keuangan terutama merebak di tengah mahasiswa wilayah Amerika Utara.

Sekitar 76 persen responden mendapati bahwa biaya hidup menjadi persoalan utama untuk lulus kuliah.

Berdasarkan data Nature, inflasi di Amerika Serikat mencapai 8,2 persen per September 2022, sedangkan indeks harga konsumen di Inggris naik 10,1 persen selama 12 bulan terakhir. Kondisi ini diprediksi tak segera membaik dalam waktu dekat.

“Sulit untuk fokus pada penelitian, pembelajaran, mentorship, menulis makalah, dan mendaftar untuk program hibah ketika saya tidak punya cukup uang untuk makanan,” papar mahasiswa PhD Biologi di Amerika Serikat pada survei tersebut.

Lantaran kondisi itu, sebanyak 64 persen responden mengaku bekerja di sela kuliah untuk membayar biaya hidup.

Berdasarkan daerah studi, sebanyak 57 persen mahasiswa pascasarjana di kawasan Australia memilih kerja sambil kuliah, disusul 53 persen mahasiswa di Afrika, 39 persen di Amerika Selatan, 23 persen di Amerika Utara dan Tengah, 19 persen di Eropa, dan 13 persen di Asia.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*