Rumah Baca Teras Perbatasan, Teman Belajar Anak-anak di Perbatasan Indonesia – Malaysia

Rusia sedang mengajar di Rumah Baca Teras Perbatasan. (Dok.Puspresnas)
Rusia sedang mengajar di Rumah Baca Teras Perbatasan. (Dok.Puspresnas)
Sharing for Empowerment

SEBATIK TENGAH, KalderaNews.com – Siang itu, sekelompok anak nampak antusias membaca buku. Di antara mereka ada yang saling bertukar buku satu sama lain, sekadar ingin tahu apa yang sedang dibaca oleh temannya.

Sementara di sudut ruangan, dua anak sedang menggambar sembari tertawa bersama seorang relawan.

Mereka adalah anak-anak daerah perbatasan Indonesia-Malaysia yang sedang menyelami pengetahuan di Rumah Baca Teras Perbatasan.

Rusia, Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Sebatik Tengah, Kalimantan Utara menginisiasi Rumah Baca Teras Perbatasan sejak 2018.

BACA JUGA:

Rumah baca ini untuk membantu anak-anak agar memiliki masa depan yang lebih cerah. Keadaan sekolah yang berada di daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal) membuat Rusia ingin membagi waktunya di luar kegiatan mengajar dengan memberikan kegiatan positif kepada anak-anak daerah setempat.

Di SMA Negeri 1 Sebatik Tengah banyak peserta didik yang merupakan anak dari para pekerja migran Indonesia yang bekerja di Malaysia.

Kondisi sekolah di daerah perbatasan dengan Malaysia menyebabkan pengaruh budaya luar mudah masuk ke Indonesia.

Daerah Sebatik disebut juga sebagai jalur pintu masuk narkoba. Tak hanya itu yang dialami Rusia, saat awal mengajar banyak peserta didik yang putus sekolah karena lebih memilih untuk bekerja.

“Hasil kebun di sini kan banyak yang dijual ke Malaysia. Mereka lebih memilih untuk bekerja, dapat uang Ringgit, dan tidak sekolah,” cerita Rusia.

Situasi tersebut lantas menjadi perhatian utama, di mana Rusia ingin membuat wadah untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan positif.

Kegiatan anak-anak di Rumah Baca Teras Perbatasan. (Dok.Puspresnas)

Suatu saat, ia berdiskusi dengan peserta didiknya yang sudah menjadi mahasiswa. Dari diskusi itu, Rusia bersama alumni SMA Negeri 1 Sebatik Tengah membentuk tim dan membuat Rumah Baca Teras Perbatasan yang bertempat di rumahnya.

“Nah kebetulan dekat rumah itu ada anak-anak suka baca. Akhirnya setelah foto-foto mereka tersebar, barulah banyak sumbangan-sumbangan buku dari donatur. Bukunya tambah hari tambah banyak,” ujar Rusia.

Rusia juga mulai memberikan kelas seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan kelas lainnya yang dibutuhkan oleh anak-anak sekitar secara gratis.Kelas ini dilakukan untuk dapat menarik perhatian mereka agar dapat meningkatkan minat baca dan berdiskusi.

Rusia juga membuat lapak buku yang digelar di keramaian pada setiap hari libur. Kegiatan tersebut ramai didatangi oleh anak-anak. Ia dan timnya yang lain mengajar anak-anak tersebut untuk bermain, bercerita, dan memberikan hadiah untuk menarik minat baca.

Jadwal kegiatan Rumah Baca tersebut semakin padat sehingga menyebabkan rumah Rusia yang kecil tidak lagi memadai. Maka, Rumah Baca ini dipindah ke salah satu tempat di Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah.

Namun, datangnya pandemi Covid-19 di awal 2020 membuat kegiatan tatap muka yang dilakukan harus dihentikan. Ketika peraturan membolehkan pertemuan tatap muka, kendala masih saja dialami dari sisi waktu. Anak-anak harus bersekolah dari pukul 7.15 pagi hingga pukul 5 sore, sehingga mereka tak punya waktu yang cukup untuk mengunjungi Rumah Baca Teras Perbatasan.

Tak semangat Rusia tak padam. Ia terus membuka Rumah Baca dan mengajar. Di sela-sela mengajar, ia selalu bercerita dan berdiskusi dengan murid-muridnya untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan keinginan untuk belajar.

Dedikasinya yang tinggi membuat guru yang berasal dari Sulawesi Selatan ini dinobatkan sebagai Juara 2 Guru Berdedikasi Tingkat Nasional tahun 2018 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Rusia berharap, siswanya bisa belajar lebih baik lagi, menggali potensi yang dimiliki, dan berprestasi di bidangnya masing-masing. Ia juga berharap agar seluruh anak-anak Indonesia itu berani tampil dan menampakkan diri, serta memperoleh prestasi untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik lagi.

“Jangan pernah lelah untuk belajar, teruslah belajar, jangan tanggung-tanggung dalam bermimpi, sekali bermimpi, maka bermimpilah yang paling besar. Karena selama masih bisa dibayangkan, masih bisa diimpikan, maka Insha Allah itu bisa jadi kenyataan,” pesan Rusia.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*