Badai Matahari Bisa Menghantam Bumi, Begini Akibat yang Kita Rasakan

Ilustrasi: Gerhana matahari sebagian yang bisa diamati di beberapa wilayah di Indonesia. (Ist.)
Ilustrasi: Gerhana matahari sebagian yang bisa diamati di beberapa wilayah di Indonesia. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Badai Matahari akibat lontaran massa korona atau coronal mass ejection/CME diprediksi bakal menghantam Bumi pada Kamis, 14 April 2022 dengan kecepatan 429 hingga 575 kilometer per detik.

Minggu lalu, lontaran massa korona itu juga telah melemparkan plasma dan radiasi intensitas tinggi ke wilayah planet dalam, atau wilayah Merkurius dan Venus.

BACA JUGA:

Korona merupakan bagian terluar dari atmosfer matahari dengan ciri temperatur tinggi dan massa jenis rendah. Sementara, CME adalah lontaran besar plasma dan medan magnet dari bagian korona ini.

Observatorium Dinamika Matahari NASA menangkap lontaran massa korona dari bagian bintik Matahari yang disebut AR2987. Lontaran massa itu terlihat mengarah langsung ke Bumi.

Menurut SpaceWeather, CME meluncur tak lama setelah ledakan. Para ahli memperkirakan hantaman CME itu kemungkinan akan menyebabkan gangguan geomagnetik kelas G2.

CME umumnya membutuhkan beberapa hari untuk mencapai Bumi, meski beberapa berintensitas sangat kuat dapat mencapai Bumi dalam hitungan 18 jam.

Saat CME menghantam medan magnet Bumi, maka akan terjadi gangguan besar di magnetosfer lantaran aliran energi dari angin Matahari ke lingkungan luar angkasa di sekitar Bumi. Fenomena ini disebut sebagai badai geomagnetik.

Saat badai geomagnetik di medan magnet bumi, akibatnya gelombang radio padam. Badai yang menghantam transformator secara langsung juga dapat menyebabkan pemadaman listrik.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*