Duh, 77 Persen Masyarakat di Daerah Paling Rawan Tsunami Tidak Ikuti Rambu Tsunami

Mahasiswa Program Ph.D di School of Civil, Environmental, and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder, Ilham Munawar Siddid
Mahasiswa Program Ph.D di School of Civil, Environmental, and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder, Ilham Munawar Siddid (KalderaNews/Dok. University of Colorado Boulder)
Sharing for Empowerment

WASHINGTONG, KalderaNews.com – Mahasiswa Program Ph.D di School of Civil, Environmental, and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder, Ilham Munawar Siddig, membagikan kisah perjalanan beasiswanya, pengalaman studi, serta riset yang saat ini sedang ia kerjakan.

“Menurut saya, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan dalam proses mencari beasiswa, antara lain, intellectual readiness, finding your niche, doing your homework seperti read, ask, get involved, observe, reflect, write, and debate, serta yang terakhir, building your network,” tutur peraih Research Assistantship dari University of Colorado Boulder ini di Webinar Bincang Karya (Bianka) ke-25 beberapa waktu yang lalu.

Ilham, yang mendapat gelar magister dari Georgia Institute of Technology, sedang menyelesaikan risetnya yang berjudul “Reevaluating Disaster Evacuation Policies in Banda Aceh, Indonesia.”

BACA JUGA:

Menurut Ilham, keterlibatan aktif pemangku kebijakan serta pemberdayaan pengetahuan dan pilihan masyarakat lokal ke dalam perencanaan jalur dan tujuan evakuasi bencana merupakan hal yang penting.

Dengan menggunakan metode analisis GIS (Geografic Information System) dan beberapa metode lain, calon doktor kelahiran Aceh itu mencoba meneliti jalur evakuasi apa yang menjadi pilihan masyarakat setempat di Banda Aceh, Indonesia serta membandingkan pilihan tersebut dengan jalur atau rambu evakuasi resmi yang ada. Lebih jauh, ia juga menggali apakah ada perbedaan di antara dua rambu dan jalur tersebut serta apa penyebabnya.

“Hasil survei sementara menunjukkan bahwa 77 persen masyarakat di daerah paling rawan tsunami tidak mengikuti rambu tsunami yang ada. Alasannya bermacam-macam misalnya, ada yang memang tidak paham dan tidak percaya, ada yang tidak punya cukup informasi terkait sistem evakuasi,” terang Ilham.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*