BANTEN, KalderaNews.com – Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan kurikulum darurat efektif memitigasi learning loss karena membantu guru untuk fokus pada materi esensial.
Dampaknya guru dapat menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi dasar. Kurikulum darurat ini juga memberi fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level).
“Ini yang menjadi latar belakang pengembangan kurikulum prototipe,” ujar Zulfikri di Lebak Banten pada Jumat, 14 Januari 2022.
BACA JUGA:
- Inilah Kriteria Sekolah yang Bisa Menerapkan Kurikulum Prototipe, Unduh Panduannya di Sini
- Kepala BSKAP: Kurikulum Prototipe Akan Menjadi Kurikulum Nasional 2024, Begini Penjelasannya
- Kurikulum Prototipe Sebenarnya Sudah Digunakan di SMK PK Sejak 2020
Ia menjelaskan kurikulum prototipe merupakan upaya pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Kurikulum prototipe telah diterapkan di sekolah penggerak pada tahun 2021. Dan pada tahun ini, kurikulum prototipe menjadi salah satu kurikulum yang dapat dipilih oleh sekolah yang berminat, di samping kurikulum 2013 dan kurikulum darurat.
“Keputusan terpenting ada di bapak ibu semua, jadi saat ini tidak ada perintah wajib, tapi pilihan. Ada empat yang kurikulum yang bisa dipilih, salah satunya adalah kurikulum prototipe,” katanya.
Anggota Komisi X DPR RI, Ali Zamroni, yang turut hadir dalam sosialisasi ini menuturkan, kurikulum prototipe memangkas waktu pembelajaran yang terkait teori. Dalam kurikulum ini, pembelajaran akan lebih banyak dilakukan berbasis proyek.
“Kurikulum prototipe ini memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan potensi siswa. Karena berbasis proyek, siswa bisa mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki secara maksimal,” katanya.
Ali Zamroni menambahkan, Komisi X DPR RI sepakat dengan rencana Kemendikbudristek untuk melakukan sosialisasi kurikulum prototipe secara masif. Ia mengusulkan, pemangku kepentingan di bawah dinas pendidikan baik provinsi, kabupaten, maupun kota harus menjadi ujung tombak dalam sosialisasi.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply