Analisis Geologi: Penunjaman Lempeng Jadi Penyebab Gempa Banten

Karyawan di gedung pencakar langit di Jakarta menyelamatkan diri di tempat yang aman
Karyawan di gedung pencakar langit di Jakarta menyelamatkan diri di tempat yang aman karena guncangan gempa Banten, Jumat, 14 Januari 2021 (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

BANTEN, KalderaNews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan lokasi pusat gempa bumi pada Jum’at, 14 Januari 2022 lalu pukul 16:05:41 WIB terletak di laut pada koordinat 105,26° BT dan 7,01° LS, berjarak sekitar 52 km barat daya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan magnitudo M6,7 pada kedalaman 10 km.

Sementara itu, menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 105,251° BT dan 6,929° LS dengan magnitudo M6,6 pada kedalaman 37,2 km.

Selanjutnya, berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 105,34° BT dan 6,84° LS, dengan magnitudo M6,5 (Mw) pada kedalaman 44 km.

BACA JUGA:

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sendiri dalam analisis geologinya menyebutkan lokasi pusat gempa bumi berada di laut pada perairan selatan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Daerah selatan Kabupaten Pandeglang terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi. Morfologi daerah terlanda guncangan gempa bumi merupakan dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Daerah tersebut tersusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunungapi muda.

Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman Lempeng dengan mekanisme sesar naik yang berarah relatif barat barat laut – timur tenggara.

Zona penunjaman tersebut terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua Eurasia dan lempeng Samudera Indo-Australia sekitar zaman Kapur (sekitar 66 juta tahun yang lalu) dan masih aktif hingga kini.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan bersumber dari zona interface yang terjadi pada bidang gesek bagian atas antara kedua lempeng tersebut.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*