PTM Hari Pertama Beberapa Pelajar Canggung untuk Saling Sapa, Kalau Kamu Bagaimana?

Vaksinasi di salah satu SMP di Yogyakarta. (KalderaNews.com/foto.Its)
Vaksinasi di salah satu SMP di Yogyakarta. (KalderaNews.com/foto.Its)
Sharing for Empowerment

YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Setelah melewati PPKM yang cukup panjang, beberapa daerah yang angka penularan Covid-19 tidak terlalu tinggi atau menunjukkan penurunan mulai memberanikan diri kembali membuka PTM (Pertemuan Tatap Muka).

Salah satu sekolah yang membuka PTM hari ini, Senin, 20 September 2021, adalah SMP Negeri 5 Kota Yogyakarta. PTM yang dibuka hari ini di sana bukanlah mutlak cara belajar saat ini, karena mereka telah menyelenggarakan pembelajaran hybrid, yakni perpaduan antara luring dan daring.

BACA JUGA:

Setelah dua tahun tidak bertemu langsung dengan sesama teman, guru, dan tenaga kependidikan di sekolah, siswa di sekolah menengah favorit di Kota Yogyakarta itu masih tenang. Beberapa siswa justru terlihat canggung untuk saling menyapa atau bersosialisasi.

“Dua tahun tidak bertemu (langsung), murid-murid lupa caranya untuk ramai,” kata Ketua Komite SMP Negeri 5 Kota Yogyakarta, Supriyono, saat mengawasi ujicoba PTM hari pertama ini.

Namun demikian, Supriyono tetap melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi penularan Covid-19 di sekolahnya. Langkah antisipasi tersebut adalah penerapan protokol kesehatan. Menurutnya, siswa yang masih saling canggung untuk berinteraksi secara langsung itu membawa keuntungan sendiri yakni tidak adanya kontak fisik yang memungkinkan adanya penularan secara langsung.

“Kamu sudah antisipasi, setelah seminggu atau dua minggu PTM, anak-anak pasti sudah lebih akrab. Ini yang bahaya, mereka bisa rangkul-rangkulan, kumpul, dan berkerumum kalau tidak diatur,” kata Supriyono.

Seperti diketahui, pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mensyaratkan bahwa PTM dapat dilakukan bila vaksinasi siswa telah mencapai 80%. Hal ini juga disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Kota Yogyakarta, Retna Wuryaningsih, yang menyebutkan bahwa untuk dapat menggelar PTM ini terdapat beberapa syarat yang harus mereka penuhi.

“Vaksinasi untuk siswa yang berjumlah 995 itu, yang sudah mendapat vaksin sebanyak 874 siswa, dan yang belum mendapat vaksin sejumlah 121 pelajar. Angka ini berarti 87.8% siswa telah mendapat vaksinasi Covid-19, sehingga memenuhi dari Surat Edaran Bapak Gubernur untuk penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka,” paparnya.

Retna juga mengatakan bahwa guru dan tenaga pendidikan di SMP Negeri 5 Kota Yogyakarta yang berjumlah 54 guru seluruhnya telah mendapatkan vaksin Covid-19. Siswa yang belum mendapatkan vaksin tetap diperbolehkan untuk mengikuti PTM, sebab vaksin bukan syarat untuk dapat mengikuti PTM. “’Kan bisa saja mereka baru saja sakit, menjalani isolasi, saat jadwal vaksinasi,” imbuhnya.

Untuk PTM hari pertama ini, menurut Retna, siswa mendapatkan enam jam pelajaran, dengan rincian satu jam pelajaran ada 30 menit, total tiga jam sehari masuk sekolah. “Tidak ada waktu untuk istirahat, siswa harus membawa bekal sendiri untuk makan. Kantin ditutup, kemudian diumumkan juga pada orangtua untuk menjemput tepat waktu untuk menghindari kerumunan,” katanya.

Kendala yang sempat terjadi saat PTM hari pertama di SMP Negeri 5 Kota Yogyakarta ini adalah listrik padam. Padahal guru yang mengajar di depan kelas tersebut mengajar secara luring dan daring. “Sudah kami antisipasi dengan menyediakan genset yang dapat menggantikan listrik dari PLN,” pungkas Retna.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*