Bedakan Perasaan dan Emosi: Inilah Tip Keberhasilan Belajar Era New Normal

perasaan dan emosi
Narasumber dalam webinar yang diselenggarakan Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi, Sabtu, 18 September 2021. (KalderaNews/Lita Mayasari)
Sharing for Empowerment

SUKABUMI, KalderaNews.com – Pembelajaran pada masa pandemi selama yang telah berjalan hampir dua tahun ini membawa banyak fenomena hubungan orang tua dan anak. Cara belajar yang total berubah dari sebelum pandemi dan saat ini memberi banyak pengaruh ke sikap anak serta orang tua. Bagaimana cara mengatasinya?

Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi mengadakan webinar pada Sabtu, 18 September 2021 yang menghadirkan tiga narasumber kompeten di bidangnya. Acara yang bertajuk ‘Peran Orangtua Dalam Pembelajaran Online’ ini terbuka untuk umum, tidak hanya untuk walimurid sekolah tersebut saja.

BACA JUGA:

Pada webinar ini, peserta yang hadir juga diberikan kesempatan untuk langsung sedikit praktik mengenai bagaimana mengenali emosi oleh psikolog yang menjadi narasumber. Sementara itu, praktisi hipnosis juga memaparkan tentang pentingnya mengenali bahasa kasih orangtua pada anak-anaknya.

Linda Oktavia Pranawirya, MPsi, mengatakan, “Perasaan dan emosi adalah hal yang berbeda.” Pernyataan ini sontak membuat para peserta webinar kaget. Sebab selama ini kedua kata tersebut pasti dianggap sama.

“Perasaan adalah sensasi fisiik yang bersumber dari pengalaman sadar. Misalnya jantung berdegub lebih kencang. Sedangkan emosi merupakan pengalaman dari kepercayaan pendapat atau pemikiran, keinginan, perilaku yang termanifesatasi di alam bawah sadar,” jelas Linda.

Lebih lanjut Linda juga menjelaskan, “Fakta mengenai emosi adalah bahwa emosi berisi tebakan atau prediksi di dalam otak manusia. Tidak ada satu makhluk hidup yang memiliki motherboard emosi yang sudah jelas. Saat melihat sesuatu, otak kita bekerja dengan sangat cepat yang melibatkan billions saraf mencari pengalaman apa atau hubungan apa yg telah dideteksi otak sebelumnya terhadap situasi atau momen tertentu menjadi sebuah pengalaman yang disimpan dan mempengaruhi tindakan atau keputusan sebelumnya.”

Untuk menjembatani hubungan anak dan orangtua terlebih dalam pembelajaran daring semasa pandemi ini, maka prediksi emosi orangtua adalah hal penting. Prediksi akan membantu orangtua untuk melihat dunia lebih baik.

Bagi orangtua, prediksi ini berguna untuk membantu memahami anak dan tidak salah dalam menyikapi situasi anak. Untuk dapat menerka atau memberikan prediksi yang tepat pada situasi emosi anak, dibutuhkan empat dimensi yang secara berurutan harus dipahami orangtua, yakni: mengatur emosi, mengetahui emosi, mengerti dengan emosi, memahami emosi.

Linda memberikan tip mudah untuk mengetahui emosi anak, “Untuk bisa mengetahui emosi anak-anak, sebagai orang tua kita harus hati-hati melihat apakah peristiwa di depan mata itu  yang benar terjadi. Ataukah hanya reaksi belaka. Sebab anak akan bereaksi nyaman atau tidak nyaman dengan menangis, contohnya. Atau bila anak bersemangat dan tegang akan menunjukan jantung berdebar yang lebih cepat serta tangan yang berkeringat. Orangtua harus memahami hal ini.”

“Perasaan bukan emosi. Perasaan dapat terjadi sepanjang hari dan tidak detail. Kita butuh lebih spesifik untuk bisa mendeteksi kondisi emosi anak kita,” pungkasnya.

Sementara itu, pada webinar tersebut juga hadir RP Yohanes Risdiyanto, MSF yang memberikan bekal penguatan rohani dengan mengingatkan bahwa belajara di rumah pada masa pandemi merupakan kesempatan bagi orangtua untuk membangun Ecclesia domestica, atau gereja perdana yang dibangun dari rumah. Rumah harus menjadi sarana belajar yang aman bagi anak di masa pandemi ini.

Senada dengan pembicara lain, Kamilus Inguliman atau yang biasa disebut Kamil Inglan, menyebutkan peran penting bahasa kasih orangtua terhadap anak. Kamil menyarankan orang tua telah mampu mengenali bahasa kasih yang ada lima yakni: kata pujian, sentuhan fisik, pelayanan, pemberian hadiah, dan waktu berkualitas.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




1 Comment

  1. Ini menjadi bekal dan semangat bagi kami dalam mendidik, melayani dan mendampingi Putra/ Putri yang telah dipercayakan di Kampus Yuwati Bhakti. Semoga peran kami sebagai sekolah dan orangtua yang mendampingi anak dari rumah bisa semakin selaras demi perkembangan dan kemajuan anak-anak dalam pembentukan karakter dan akademiknya. Juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan.
    Proficiat untuk kita semua
    Tuhan memberkati

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*