Webinar Universitas Sanata Dharma: Keterwakilan Perempuan dalam Demokrasi

Pembicara dalam webinar bertajuk “Perempuan, Demokrasi, dan Kebangkitan Nasional” yang digelar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (KalderaNews.com/Dok. USD)
Pembicara dalam webinar bertajuk “Perempuan, Demokrasi, dan Kebangkitan Nasional” yang digelar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (KalderaNews.com/Dok. USD)
Sharing for Empowerment

YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Pusat Kajian Demokrasi dan Hak-hak Asasi Manusia (Pusdema), Universitas Sanata Dharma (USD) mengadakan webinar bertajuk “Perempuan, Demokrasi, dan Kebangkitan Nasional”. Webinar ini menghadirkan dua narasumber Novita Dewi (Dosen Program Studi Magister Kajian Bahasa Inggris USD) dan Damairia Pakpakan (aktivis perempuan).

BACA JUGA:

Sebenarnya, Indonesia memiliki beberapa tokoh perempuan yang sangat berpengaruh, mereka diantarnaya Kartini, Saur Marlina (Butet) Manurung, Aleta Baun, Yosepha Alomang, Afrida Erna Ngato, dan Suwarsih Djojopuspito. Dengan membaca kisah dari tokoh-tokoh ini, setiap orang dapat merekonstruksi narasi-narasi perempuan.

Narasi hebat perempuan terdapat dalam beberapa bidang, yaitu pendidikan, kemanusiaan, lingkungan, bahasa, dan sastra.

Langkah ini menurut Novita perlu dilakukan, mengingat selama ini perempuan selalu menjadi korban bahkan subjek penderita. Ia menuturkan, perempuan dapat berjuang untuk lebih berperan dalam kehidupan.

“Perempuan dalam berita itu sering menjadi derita. Tetapi justru dalam penderitaan itu perempuan semakin ditempa dan menjadi digdaya,” ujar Novita.

Dalam demokrasi Indonesia, perempuan diharapkan lebih sadar akan perannya dan berkontribusi dalam demokrasi. Damairia Pakpakan menegaskan, perempuan jangan menyerah dengan stigma sebagai kaum terpinggirkan. Peran ini, menurutnya, dapat semakin ditingkatkan dengan terlibat aktif di dalam organisasi.

“Pentingnya keterwakilan perempuan dalam sebuah organisasi. Kalau hanya 15% yang perempuan, ada kecenderungan akan menghindari penanganan isu gender, hanya akan dianggap angin lalu,” ucap Damairia Pakpakan .

Damairia Pakpakan juga menyoroti keterwakilan perempuan di DPR RI. Di lembaga ini, perempuan seringkali tidak berada di posisi yang strategis sebagai penentu kebijakan.

Menurut aktivis perempuan ini, perlu menaikkan keterwakilan perempuan dalam demokrasi. Jangan hanya sebatas angka 15% saja. Ia meyakini, perempuan bisa membentuk dan memprioritaskan isu gender dalam agenda kerjanya.

Kepala Pusdema USD, F.X. Baskara T. Wardaya, S.J menyebutkan bahwa webinar ini sangat sesuai untuk dilaksanakan pada bulan Juni yang identik dengan lahirnya Pancasila. Ia berharap tema ini dapat memberi inspirasi bagi aktivis untuk berkiprah dalam dunia perempuan.

“Sebelumnya di bulan Mei kita juga memperingati Hari Pendidikan Nasional dan juga Hari Kebangkitan Nasional,” ungkap Romo Baskara.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*