JAKARTA, KalderaNews.com – Kita sebetulnya sudah sering bicara tentang toleransi dan saling rukun menghargai. Tapi kenyataannya, kasus-kasus intoleransi terus terjadi di sekitar. Ini karena belum ada kebijakan yang langsung mengarah kepada pencegahan atau penanganan kasus intoleransi.
BACA JUGA:
- Resmi Jadi Mendikbudristek, Nadiem Makarim: Riset dan Teknologi Dekat di Hati Saya
- Sah, Nadiem Makarim Menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
- Laksana Tri Handoko Resmi Dilantik Sebagai Kepala BRIN, Siap Mendongkrak Roda Riset Indonesia
“Dan ironisnya, cukup banyak praktik intoleransi di sekolah dan kampus, yang seharusnya jadi tempat belajar cara menghargai perbedaan lewat pertemanan dan pelajaran di kelas. Maka, kami bertekad menghapuskan seluruh tiga dosa besar dunia pendidikan, yaitu: intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan,” tegas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim.
Hal itu diungkapkan Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam webinar bertajuk “Puasa, Kemanusiaan, dan Toleransi” yang digelar Pusat Penguatan Karakter, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puspeka Kemendikbudristek).
Webinar ini diadakan untuk memberikan penyadaran tentang sikap-sikap toleran yang biasa terjadi di lingkup satuan pendidikan sekaligus mengedukasi pentingnya sikap menjaga hubungan baik antar-manusia saat berpuasa. Toleransi merupakan suatu nilai karakter yang diterapkan dalam dunia pendidikan maupun di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Leave a Reply