Ternyata Begini Sejarah Mudik, Fenomena Sejak Jaman Majapahit

Ilustrasi: Mudik Lebaran
Sharing for Empowerment

JAKARTA,, KalderaNews.com – Seperti tahun lalu, lantaran pandemi Covid-19, pemerintah melarang mudik sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus.

Padahal, mudik merupakan salah satu tradisi perayaan Idul Fitri atau Lebaran yang banyak ditunggu para perantau untuk kembali ke kampung halaman.

BACA JUGA:

Nah, sebenarnya sejak kapan mudik berkembang di Indonesia?

Sejarah mudik bermula dari masa Majapahit yang memiliki daerah kekuasaan sangat luas hingga Sri Lanka dan Semenanjung Malaya. Untuk menjaga wilayah kekuasaan yang luas, sang raja menempatkan pejabat di berbagai daerah.

Suatu waktu, pejabat-pejabat itu pulang untuk menghadap raja dan mengunjungi kampung halaman. Hal yang sama juga dilakukan pada zaman Mataram Islam untuk menjaga wilayah kekuasaan. Di Mataram Islam, pejabatnya pulang secara khusus ketika Idul Fitri datang.

Kedua hal itulah yang menjadi asal mula tradisi mudik di Indonesia. Istilah mudik sendiri baru tren pada 1970-an sebagai sebuah tradisi yang dilakukan para perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya, untuk berkumpul bersama dengan keluarga.

Sementara, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik memiliki arti “ke udik” serta “pulang ke kampung halaman”.

Sementara dalam Bahasa Jawa Ngoko, mudik berasal dari kata “Mulih Disik” yang artinya pulang dulu. Ini diartikan juga dengan pulang yang hanya sebentar untuk melihat keluarga setelah lama tinggal di tanah rantau.

Sedangkan, orang Betawi mengartikan mudik sebagai “kembali ke udik”. Dalam bahasa Betawi, udik berarti kampung.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*