9 Tradisi Sambut Ramadan dari Berbagai Daerah, Unik dan Penuh Makna

Ilustrasi: Tradisi Unggahan menjelang Ramadan di Banyumas, Jawa Tengah. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Tradisi Unggahan menjelang Ramadan di Banyumas, Jawa Tengah. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Tak terasa, sebentar lagi umat Islam akan menyambut awal Ramadan 1442 H. Bulan penuh berkah yang selalu disambut suka cita, tak terkecuali di Indonesia.

Sudah menjadi tradisi, beberapa daerah di Indonesia pun menyambut awal Ramadan dengan aneka kebiasaan. Meski tradisi itu berbeda-beda, namun tujuannya tetap sama, yakni ungkapan syukur datangnya bulan puasa Ramadan.

BACA JUGA:

Nah, inilah tradisi unik masyarakat di berbagai daerah menyambut datangnya Ramadan:

Apeman, Yogyakarta

Tradisi ini dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Apeman dimulai dengan ziarah kubur. Setelah itu, memasak kue tradisional, apem yang dibagikan kepada keluarga serta tetangga. Kue yang terbuat dari tepung beras ini menjadi tanda permohonan maaf atas dosa yang pernah dilakukan.

Meugang, Aceh

Tradisi masyarakat Aceh ini berupa kegiatan menyembelih hewan ternak. Biasanya dilaksanakan dua hari jelang Ramadan. Setelah disembelih, sebagian daging dibagikan kepada para tetangga, sementara sebagian lagi disantap bersama keluarga.

Dugderan, Semarang

Dugderan adalah tradisi masyarakat Semarang, Jawa tengah dengan melakukan festival sebagai tanda syukur akan dimulainya Ramadan. Tradisi ini digelar sekitar satu sampai dua minggu sebelum puasa. Tradisi ini identik dengan dentuman meriam, kembang api, tari japing, arak-arakan, tabuh bedug, dan ritual pengumuman awal puasa.

Nyorog, Betawi

Masyarakat Betawi di Jakarta memiliki tradisi Nyorog untuk menyambut Ramadan. Tradisi ini untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga. Biasanya setiap orang akan membagi-bagikan bingkisan kepada keluarga. Biasanya, isi bingkisan itu berupa masakan khas Betawi yang dibawa dengan menggunakan rantang. Salah satunya adalah sayur gabus pucung, ikan gabus yang dimasak menggunakan berbagai aneka bumbu, seperti cabai merah, jahe, dan kunyit.

Pacu Jalur, Riau

Masyarakat Riau menyambut Ramadan dengan tradisi yang mirip seperti pesta rakyat. Menjelang bulan puasa, masyarakat Riau bersiap-siap menggelar Pacu Jalur. Tradisi ini berupa perlombaan dayung sampan di sungai. Perlombaan ini akan diakhiri dengan tradisi Balimau Kasai yang berarti bersuci menjelang matahari terbenam sampai malam.

Munggahan, Jawa Barat

Munggahan dilaksanakan satu hari jelang puasa. Di setiap kota di Jawa Barat memiliki sedikit perbedaan dalam menjalani tradisi ini. Tetapi memiliki makna yang sama, yaitu berkumpul bersama keluarga untuk bersilaturahmi, berdoa bersama, dan makan sahur bersama.

Malamang, Sumatera Barat

Setiap menjelang bulan puasa, masyarakat Minangkabau akan beramai-ramai membuat lamang atau lemang yang terbuat dari ketan. Tradisi ini bernama malamang.

Nyadran, Jawa Tengah

Nyadran merupakan tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain pembersihan makan leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.

Perlon Unggahan, Banyumas

Unggahan ini pada dasarnya juga tradisi ziarah kubur. Perlon Unggahan biasanya digelar satu pekan sebelum Ramadan di Desa Pekuncen, Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Tradisi Perlon Unggahan dimulai dengan mengunjungi makam Bonokeling tanpa alas kaki sambil menjinjing nasi ambeng, hidangan khas Jawa yang diletakkan di atas nampan dan diberi lauk pauk di sekelilingnya.

Tersedia berbagai macam makanan tradisional dan yang pasti harus ada adalah nasi bungkus, serundeng sapi, dan sayur becek (berkuah). Uniknya, serundeng sapi dan sayur becek harus disajikan oleh 12 lelaki dewasa atau dapat disesuaikan dengan jumlah korban sapi yang disembelih. Setelah itu, biasanya para warga akan berebut makanan tersebut dengan mitos dapat menambah keberkahan di bulan Ramadan.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*