Inilah Varian Baru Virus SARS-CoV-2 yang Perlu Kamu Tahu

Varian Baru Virus SARS-CoV-2
Ilustrasi: Varian Baru Virus SARS-CoV-2 (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Angka kasus pasien terinfeksi virus SARS-CoV-2 di Indonesia masih tinggi. Belum juga tragedi ini usai, ternyata ada mutasi atau perubahan pada materi genetik virus yang berkembang di negara lain.

Mutasi atau perubahan pada materi genetik virus SARS-CoV-2 yang berkembang di negara lain memang mengkhawatirkan. Virus memang mempunyai kemampuan berkembang dan beradaptasi berdasarkan lingkungannya dengan rentang akumulasinya 1 sampai 2 mutasi per bulannya.

Varian baru yang menjadi perhatian utama dari para peneliti Whole Genome Sequencing (WGS) di Indonesia saat ini adalah varian B 1.1.7 atau VOC202012/01 atau VUI202012/01 dari Inggris, varian B 1.351 atau 501Y.V2 dari Afrika Selatan dan varian B 1.1.28.1 atau P.1 dari Brazil.

BACA JUGA:

Apalagi, kini diduga ada dua varian virus corona SARS-CoV-2 yang telah bergabung dan membentuk virus gabungan atau hybrid yang sangat mudah bermutasi. Virus tersebut hasil rekombinasi dari varian B.1.1.7 yang ditemukan di Inggris dan varian B.1.429 yang berasal dari California, Amerika Serikat.Virus ini diduga menjadi penyebab atas gelombang kasus yang terjadi baru-baru ini di Los Angeles, karena virus ini membawa mutasi yang resisten terhadap antibodi.

Sejauh ini di Indonesia belum menunjukkan adanya varian baru tersebut, namun masih diperlukan informasi yang lebih mendalam. Surveilans genom dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari varian baru ini, apakah lebih menular sehingga dapat semakin memperburuk kondisi pandemi di Indonesia. Untuk kelancaran surveilans diperlukan koordinasi di tingkat nasional dan global. Varian B 1.1.7 sendiri sudah dilaporkan di beberapa negara Asia dan Australia.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menargetkan sampai kuartal ke-4 tahun ini pihaknya akan berupaya melakukan pemetaan 5000 sampel klinis genom SARS CoV-2.

Pemetaan ini diperlukan untuk memahami distribusi pola penyebaran virus, memberikan informasi karakteristik isolat virus di tiap daerah, dan mendukung penelitian terkait pengembangan vaksin serta anti virus.

“Dalam mendukung strategi surveilans genom di Indonesia, kami berupaya melakukan pemetaan sebanyak mungkin WGS, melakukan analisa bioinformatika, dan membangun repositori data secara nasional,” papar Kepala LBM Eijkman baru-baru ini.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*