JAKARTA, KalderaNews.com – Kue keranjang tak bisa lepas dari perayaan Hari Raya Imlek. Di balik rasa manis dan tekstur yang lengket, kue keranjang memiliki makna khusus dalam perayaan Imlek.
Kue keranjang atau Nian gao atau yang kerap juga disebut dodol China mudah ditemukan di pasar tradisional pecinan, supermarket, hingga toko kue menjelang Imlek. Biasanya di bagian atas diberi stiker merah yang bertuliskan harapan baik dalam bahasa Mandarin.
BACA JUGA:
- Makna Inspiratif di Balik Tahun Kerbau Logam di Tengah Pandemi Covid-19
- Simak, 15 Ucapan Tahun Baru Imlek Berbahasa Mandarin dan Inggris
- 4 Fakta Menarik Seputar Imlek, Dari Angpao Hingga Kue Keranjang
Nian gao saat dilafalkan dalam bahasa Mandarin memiliki bunyi yang sama dengan “tahun yang lebih tinggi”. Kata “nian” berarti lengket, yang serupa dengan bunyi kata “tahun”. Sementara, “gao” berarti kue, yang serupa bunyi kata “tinggi”.
Nian gao menjadi simbol panjang umur, keberuntungan, serta kesejahteraan.
Sejarah Nian gao
Sejarah kue keranjang sangat panjang. Ia sudah ada lebih dari 2.000 tahun lalu. Pada masa Dinasti Zhou (abad 11-256 SM), konon, orang China mulai mengenal konsep tahun. Mereka pun mulai membuat kue keranjang sebagai bentuk pengorbanan pada Tuhan dan leluhur.
Menurut cerita, kue keranjang dibawa orang China pada tahun 400-an ke wilayah Indonesia. Kue keranjang lantas menjadi hantaran wajib di klenteng.
Ada kue keranjang gurih
Pada umumnya, kue keranjang adalah kue manis lengket mirip dodol. Bahan utamanya tepung beras ketan, tepung tang mien, dan gula merah.
Di China, kreasi kue keranjang bisa berbeda-beda. Misal dibagian utara, kue keranjang berwarna putih, sementara di barat laut lebih terkenal kue keranjang kuning.
Di bagian selatan China berbeda lagi. Kue keranjang ada yang berwarna merah, hijau, dan ungu. Biasanya warna ini didapat dari pemakaian pewarna alami berbahan sayuran.
Kue keranjang bisa dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan rasa, yaitu manis dan gurih.
Kue keranjang di Indonesia
Di Indonesia, kue keranjang dikenal sebagai makanan manis. Kue ini bisa dimakan langsung ataupun diolah lebih lanjut. Ada yang dibalut adonan tepung lantas digoreng kering. Ada pula yang dipotong-potong kecil, lalu dikukus dengan santan kental, atau dipotong-potong dan ditaburi kelapa parut.
Makna kue keranjang
Kue keranjang tak sekadar kue di saat Imlek. Ketika perayaan Imlek, biasanya kue keranjang disusun tinggi atau bertingkat. Hal ini menjadi pertanda harapan agar semakin tinggi tumpukan, semakin tinggi pula kesejahteraan yang akan didapat.
Rasa manis kue keranjang juga menjadi lambing suka cita, kegembiraan, dan bahagia. Harapannya, mereka yang makan kue keranjang saat Imlek akan memiliki tahun yang manis atau membahagiakan.
Bentuk kue keranjang yang bulat juga menjadi simbol persaudaraan, saling menghormati dan menghargai.
Tekstur yang kenyal merupakan tanda keuletan dan kegigihan dalam menggapai cita-cita di tahun yang baru.
Kue keranjang yang awet disimpan menjadi simbol hubungan kekerabatan yang rekat dan tidak berubah meski tahun berganti.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply