Kartu Natal Pertama di Dunia yang Kontroversial akan Dijual Rp 352,7 Juta

Kartu Natal pertama yang diproduksi oleh Henry Cole, John Calcott Horsley, dan Joseph Cundall pada 1843 . (KalderaNews.com/Ist.)
Kartu Natal pertama yang diproduksi oleh Henry Cole, John Calcott Horsley, dan Joseph Cundall pada 1843 . (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kartu Natal pertama di dunia yang dicetak secara komersial bakal dijual lagi. Kartu itu menggambarkan suasana meriah perayaan Natal yang memicu kontroversial di tengah masyarakat Inggris pada abad ke-19.

Kartu itu akan dijual sebuah toko buku yang berbasis di Boston, Amerika Serikat, Marvin Getman seharga US$ 25 ribu atau setara Rp 352,7 juta. Kartu ini diproduksi Henry Cole, John Calcott Horsley, dan Joseph Cundall pada 1843 atau 177 tahun silam.

BACA JUGA:

Pertama, kartu Natal itu dicetak sebanyak seribu eksemplar. Saat ini, diperkirakan hanya ada 30 eksemplar yang tersisa. Beberapa di antaranya dipajang di museum untuk dijual. Salah satu kartu tersebut juga dilelang dengan perkiraan harga mencapai US$ 10.752 atau sekitar Rp151,7 juta.

Kartu tersebut menggambarkan sebuah keluarga beserta gadis-gadis kecil berkumpul bersama merayakan Natal dengan menikmati segelas wine. Tetapi, gambaran itu memicu kontroversial di Inggris, terutama di tengah kelompok masyarakat yang menyerukan pantang konsumsi minuman beralkohol.

“Gambar di kartu ucapan itu memicu kemarahan. Gambar tersebut dianggap mendorong budaya minum wine, tak cuma di kalangan dewasa, tapi juga anak-anak,” ujar Justin Schiller, pemilik Battledore Ltd, toko barang antik di New York, Amerika Serikat, yang juga memiliki kartu Natal tersebut.

Karena kontroversial, butuh waktu tiga tahun sampai penerbitnya mengeluarkan kartu Natal edisi yang lain. “Akibatnya, antusiasme itu tertunda karena ada kartu kedua,” ujar Schiller.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*