BOGOR, KalderaNews.com – Peneliti Indah Pratiwi menegaskan persepsi siswa terhadap tingkat pemahaman belajar selama BDR masih relatif rendah.
Hal ditegaskannya saat berbagi temuannya dalam rangkaian seminar yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk), Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) bertajuk “Kebijakan Berbasis Bukti untuk Memperkuat Kemerdekaan Belajar dan Ketahanan Budaya di Masa Pandemi” di Bogor, 2-4 Desember 2020.
BACA JUGA:
- Awal Desember Siswa SMP di Surabaya Sudah Masuk Sekolah, Siswa SD Masuk Awal Januari 2021
- Sekolah Tatap Muka di Jawa Tengah pada Januari 2021 Tidak Akan Serentak
- Anies Tegaskan Sekolah Tatap Muka di Jakarta pada Januari 2021 Masih Tahap Kajian
Dalam penelitiannya berjudul “Studi Evaluasi Belajar dari Rumah Tahun Ajaran 2020/2021” ia menjelaskan metode pembelajaran pemanfaatan teknologi dapat mendukung pembelajaran semakin masif, misalnya menggunakan aplikasi video conference maupun Learning Management System (LSM).
Untuk mengantisipasi dampak negatif persepsi siswa terhadap tingkat pemahaman belajar selama BDR masih relatif renah, Ika merekomendasikan Kemendikbud mendorong satuan pendidikan melakukan asesmen diagnostik terhadap hasil pembelajaran selama BDR berlangsung.
“Asesmen diagnostik akan memudahkan guru dalam melakukan pendampingan belajar kepada siswa sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa tersebut,” ujar Ika.
Ika juga menemukan bahwa ada perbedaan tingkat interaksi antara guru dan siswa di setiap jenjang pendidikan.
“Yang menarik adalah interaksi antarguru dengan siswa rata-rata secara nasional menurun di setiap jenjang pendidikan, kecuali interaksi pada jenjang SMP yang malah meningkat,” klaim Ika.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply