JAKARTA, KalderaNews.com – Kardinal Ignatius Suharyo, 17 uskup, dan 900 lebih rohaniwan-rohaniwati Katolik bergabung bersama 2.100 pelari, pesepeda, pejalan cepat di Indonesia dan di sejumlah negara secara virtual. Selama sebulan penuh, mereka menggalang dana bagi guru honorer di berbagai wilayah di Indonesia. Gerakan ini akan berlangsung hingga 31 Desember 2020.
Keterlibatan kardinal, belasan uskup, serta hampir seribu pastor dan suster belum pernah terjadi dalam sejarah penggalangan dana melalui olahraga secara virtual di Indonesia dan di luar negeri. Demikian dikatakan Romo Antonius Widyarsono SJ, pengajar filsafat hukum, pelari maraton, dan salah satu penggerak program penggalangan dana ini.
BACA JUGA:
- Inilah Panduan Ibadah dan Perayaan Natal di Tengah Pandemi Covid-19
- PGI dan KWI Keluarkan Pesan Natal Bersama 2020, Begini Isi Lengkapnya
- Kardinal Ignatius Suharyo Singgung Konsekuensi Iman dalam 4 Nilai Dasar Ajaran Sosial Gereja
Penggagas acara ini adalah Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI), yang merupakan organisasi alumni sekolah-sekolah asuhan Serikat Jesus. Kegiatan bertajuk “Lari dan Gowes Caritas Christmas Cross Challenge 2020 (LG4C)” ini bertujuan menghimpun dana bagi para guru honorer di seluruh Indonesia, terutama yang bertugas di wilayah terpencil di luar Jawa.
“Guru honorer bagian penting dari tulang punggung pendidikan Indonesia. Banyak dari mereka masih bekerja dalam kondisi prasejahtera. Padahal, di tangan mereka, kita menitipkan generasi masa depan. Hasil penggalangan dana kali ini akan diutamakan untuk guru honorer di wilayah luar Pulau Jawa,” kata Christiano Hendra Wishaka, Ketua Panitia Pelaksana Caritas Christmas dan Ketua I Dewan Pengurus Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia.
Penyaluran dana dan penerima bantuan dikelola Yayasan KARINA KWI, lembaga kemanusiaan milik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang dipimpin Romo Fredy Rante Taruk dan Komisi Pendidikan KWI yang ditangani Romo T.B. Gandhi Hartono SJ. Hasil penggalangan dana akan disalurkan kepada 1.800-2.000 guru honorer sekolah swasta Katolik di 27 provinsi di luar Pulau Jawa.
Romo Christoforus Kristiono Puspo SJ, Direktur Eksekutif Lembaga Daya Dharma, lembaga pelayanan sosial di bawah Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ), juga turut aktif terlibat sebagai penggagas kegiatan ini. “Pendidikan harus jalan terus di tengah situasi berat ini. Ayo kita perhatikan para guru!” ujarnya.
Gagasan ini rupanya menjalar ke seluruh Indonesia dan 17 negara, seperti Myanmar, Thailand, Korea Selatan, Vietnam, Kamboja, Filipina, India, Perancis dan Kenya. Hanya dalam waktu satu bulan, 3.000 lebih peserta memastikan diri ikut dalam kegiatan ini. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, seperti rohaniwan-rohaniwati yang rata-rata berkarya di dunia pendidikan, para profesional, pengusaha, guru, mahasiswa, wartawan, ibu rumah tangga, dan dokter.
Seluruh peserta terbagi dalam 133 tim, yang mengatur aktivitas lari, jalan, gowes, dan penggalangan dana masing-masing seturut panduan yang dirancang oleh platform donasi Aktivin. Para donatur bisa menyumbang Rp 50.000 per poin. Setiap poin sebanding dengan 1 kilometer lari atau jalan, dan 3 kilometer bersepeda. Para donatur bisa mengecek pergerakan sumbangan secara transparan melalui platform Aktivin.
Pada hari pembukaan, Selasa, 1 Desember 2020, dana yang terkumpul mendekati Rp 2,5 miliar atau setara 50.000 poin. Ini setara 50.000 kilometer atau lebih dari sekali mengelilingi bumi. “Kami gembira sekali bila semakin banyak yang tergerak berdonasi,” kata Christiano Hendra.
Kardinal Ignatius Suharyo, yang turut berlari berkata, kegiatan belarasa ini menjadi gerakan bersama demi kebaikan para guru dan masyarakat luas. Kardinal Suharyo juga memimpin Misa pembukaan kegiatan ini secara virtual.
Menurut Christiano Hendra, Kardinal Suharyo yang mengarahkan agar gerakan ini bisa melibatkan banyak orang, sehingga membangun kesadaran dan kebersamaan yang bersifat nasional.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply