4 Cara Dukung Siswa dengan ADHD Selama Belajar di Rumah

Ilustrasi siswa belajar di rumah (KalderaNews/Ist)
Ilustrasi siswa belajar di rumah (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – ADHD merupakan singkatan Attention Defisit /Hyperactivity Disorder yang termasuk ke dalam salah satu jenis gangguan mental yang menganggu sistem saraf. Hal tersebut ditandai dengan kesulitan memusatkan perhatian dan perilakunya cenderung impulsif serta hiperaktif. Orang tua wajib tahu bahwa penegakan diagnosa harus melalui psikiater.


Gangguan tersebut dapat memengaruhi prestasi anak di sekolah, terutama saat belajar daring. Para peneliti di Amerika Serikat baru-baru ini menemukan bahwa 31 persen orang tua dari anak-anak dengan ADHD menggambarkan pembelajaran jarak jauh sebagai hal yang sangat menantang. Gambaran penelitian tersebut bisa saja juga terjadi pada orang tua dengan anak ADHD di Indonesia.

Di kelas tatap muka, guru biasanya dapat melihat ketika siswa dengan ADHD bingung, gelisah, dan membutuhkan pengulangan fokus yang cepat. Tetapi, banyak kebiasaan yang hilang selama pembelajaran jarak jauh. Lalu, bagaimana untuk tetap selalu mendukung siswa dengan ADHD?

Cari Cara Terbaik Metode Belajar

Guru mesti bertanya kepada siswa dan orang tuanya cara terbaik untuk membuat metode pembelajaran. Menurut Sydney Zentall, seorang profesor emerita studi pendidikan di Purdue University, bahwa siswa dengan ADHD cenderung bosan dan mudah teralihkan. Dari karakteristik tersebut, durasi pelajaran yang lama dan berulang merupakan hal yang sulit bagi siswa ADHD.

BACA JUGA:

Coba masukkan materi yang dapat memusatkan perhatian siswa lebih lama. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa aktivitas lain di tengah kegiatan belajar dan mengajar (KBM) dapat membantu fokus siswa. Misalnya, berdiri selama beberapa menit selama pelajaran virtual atau mendengarkan musik yang lembut sambil mengerjakan soal matematika.

Beri Jadwal Pelajaran yang Jelas

Siswa dengan ADHD memiliki kesulitan untuk mengingat waktu. Buatlah jadwal yang jelas dan mudah dibaca. Posting jadwal harian dengan aplikasi yang dapat guru pantau, seperti Google Calendar. Lalu, cobalah untuk tidak mengubah rutinitas tersebut. Jika memungkinkan, sertakan tautan ke aplikasi apapun yang akan guru gunakan, termasuk semua ID dan kata sandi kelas daring.

Selama periode mandiri ketika anak-anak belajar dari rumah, teknik manajemen waktu seperti Teknik Pomodoro pada dasarnya mengatur pengatur waktu dan berfokus pada tugas tertentu. Caranya yaitu belajar selama 25 menit, kemudian beristirahat selama lima menit, lalu kembali ke tugas tersebut. Hal tersebut dapat membantu anak-anak tetap produktif secara stabil.

Meringkas Bacaan


Memori yang buruk umum terjadi pada penderita ADHD, yang dapat membuat pemahaman dan retensi bacaan menjadi sulit. Saat siswa membaca teks di layar, mereka cenderung membaca sekilas daripada membaca dengan cermat, sehingga anak-anak ADHD lebih sulit untuk memahami dan mengingat apa yang telah mereka baca.

Tetapi, ketika guru meminta siswa untuk memperlambat dan meringkas setiap paragraf, maka informasi lebih melekat pada siswa, sehingga ia dapat mengingatnya dengan lebih baik. Siswa berpartisipasi aktif pada rangkuman ide pokok dari hal yang telah ia baca.

Mulai dari Gambaran Besar Lalu Kecil

Menurut Sydney Zentall, sangat penting bagi anak-anak dengan ADHD untuk memulai dengan gambaran besar dan kemudian beralih ke bagian kecil. Menurut penelitiannya, siswa dengan ADHD belajar paling baik ketika guru mempresentasikan topik baru dengan mengajarkan ide besar terlebih dahulu, baru kemudian ke hal spesifik.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*