Kredibilitas Nobel Sastra Pasca Skandal Pelecehan Seksual Dua Tahun Lalu

Ilustrasi Nobel Kesusastraan. Ajang pada bidang ini sempat menimbulkan polemik skandal pelecahan seksual dan pandangan politik (KalderaNews/Ist)
Ilustrasi Nobel Kesusastraan. Ajang pada bidang ini sempat menimbulkan polemik skandal pelecahan seksual dan pandangan politik (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

STOCKHOLM, KalderaNews.com – Louise Glück merupakan penyair asal New York, Amerika Serikat sekaligus Profesor bahasa Inggris di Universitas Yale. Ia debut dengan sekumpulan karya puisi berjudul Firstborn pada 1968.

Louise Glück menjadi pemenang Nobel Sastra 2020. Terpilihnya sebagai pemenang membuatnya jadi perempuan ke-16 dalam sejarah Nobel Sastra. Penerima penghargaan bergengsi ini didominasi oleh laki-laki sejak 1901.

Sebelumnya, sastrawan asal Polandia, Olga Tokarezuk jadi pemenang perempuan Nobel Sastra pada 2018. Akan tetapi, penghargaan sempat ditunda lantaran kasus pelecehan seksual yang melibatkan suami dari salah satu juri. Hadiah pun diberikan pada tahun selanjutnya.

BACA JUGA:

Usai pemberian hadiah, ajang Nobel Sastra kembali menimbulkan polemik lantaran akademi memberikan penghargaan kepada sastrawan Peter Handke di tahun 2019. Ia diduga mendukung kasus pembersihan etnis di negara-negara pecahan Yugoslavia. Dugaan tersebut tentu saja bukan tanpa alasan. Ia merupakan penggemar fanatik Slobodan Milosevic, sang empu pergerakan.

Maka dari itu, Bjorn Wiman yang merupakan editor budaya Koran Swedia menganggap penghargaan sastra tahun ini berupaya memulihkan kredibilitas akademi. Upaya tersebut ditempuh dengan memilih pemenang yang memiliki preferensi politik berbeda dari benua yang berbeda pula. Ia menilai Nobel tidak mau ambil risiko lagi dengan memilih pemenang sastra di luar benua Eropa.

Sementara itu, Louise Glück mengungkapkan ketidakpercayaannya karena terpilih sebagai pemenang tahun ini. Dilansir dari wawancara yang akademi lakukan via telepon, ia memikirkan teman-teman penulis lainnya saat ia dinyatakan sebagai pemenang Nobel. Ia tidak memungkiri bahwa penghargaan ini memang bergengsi, meskipun ada penerima yang ia tidak kagumi.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*