JAKARTA, KalderaNews.com – Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menduga ada praktik perjokian di balik disertasi Bahlil Lahadalia. Ternyata begini kronologinya!
Dugaan itu muncul saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini meraih gelar doktor pada Oktober lalu.
Bahlil dinyatakan lulus doktoral bidang Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) dengan predikat cumlaude.
Gelar doktor Bahlil pun lantas menjadi sorotan publik, lantaran dia menyelesaikan studi hanya dalam waktu 1 tahun 8 bulan.
BACA JUGA:
- Heboh! BEM UI Sindir Bahlil Lahadalia, Pasang Spanduk Bertuliskan ‘Jasa Kilat Gelar Akademik’
- Akhirnya, Dewan Guru Besar UI Bentuk Tim Investigasi Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Bisa Dibatalkan?
- Polemik Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Adakan Rapat
Pencatutan nama dan dugaan perjokian disertasi
Sesudah itu, Jatam menyampaikan keberatan kepada UI pada Kamis, 7 November 2024, lantaran nama organisasinya dicatut dalam disertasi Bahlil.
Jatam menyatakan, organisasinya tidak pernah memberikan persetujuan kepada Bahlil agar namanya dicatumkan sebagai informan utama.
Kata Koordinator Nasional Jatam, Melky Nahar, pencatutan nama yang diduga dilakukan Bahlil dan salah satu peneliti UI bernama Ismi Azkya, telah melanggar peraturan.
“Kami menduga peneliti bernama Ismi Azkya adalah bagian dari praktik perjokian karya ilmiah untuk kepentingan disertasi Bahlil Lahadalia,” kata Melky.
“Ini melanggar Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan peraturan terkait lainnya,” imbuhnya.
Bentuk penipuan intelektual!
Melky menerangkan bahwa sebelum Bahlil lulus program doktor dari UI, organisasinya sempat didatangi peneliti UI bernama Ismi Azkya, 28 Agustus 2024.
Kala itu, Ismi memperkenalkan diri sebagai peneliti dari Lembaga Demografi UI.
Dia datang ke kantor Jatam bersama rekannya yang juga mengaku sebagai peneliti di lembaga yang sama.
Kepada Jatam, Ismi mengeklaim sedang melakukan penelitian hilirisasi nikel beserta dampak terhadap masyarakat.
Tapi, selang beberapa waktu, Melky dan rekan-rekannya di Jatam justru dikejutkan dengan kemunculan disertasi Bahlil, lantaran nama Jatam dicatut sebagai informan utama.
Jatam pun menerima salinan disertasi Bahlil yang berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia” pada 16 Oktober 2024.
Dalam salinan yang diterima, Jatam mendapati verbatim atau menyalin kalimat dari rekaman suara secara persis seperti yang diucapkan.
Verbatim itu berisi percakapan antara pegiat Jatam dengan Ismi Azkya pada 28 Agustus 2024.
Jatam pun sempat menghubungi Ismi melalui telepon dan WhatsApp untuk meminta klarifikasi.
Namun, Ismi Azkya menampik bahwa informasi dari Jatam digunakan sebagai disertasi Bahlil.
Setelah itu, Ismi Azkya malah menyampaikan permintaan maaf melalui WhatsApp.
“Begini bunyi pesannya: Sebelumnya mohon maaf, kak, saya kurang paham sejauh itu karena saya hanya diminta untuk bantu wawancara,” ujar Melky.
Selain meminta maaf, Ismi juga mengirimkan kontak kepada Jatam, tapi tidak dijelaskan identitas nomor kontak tersebut.
Entah dengan alasan apa, Ismi Azkya justru memblokir nomor Jatam yang menghubunginya.
Maka, Jatam pun menganggap apa yang dilakukan Ismi dan Bahlil adalah bentuk penipuan intelektual yang mencederai integritas dan marwah pendidikan Indonesia.
Kata UI, disertasi Bahlil masih bisa direvisi
Sementara, Kepala Kantor Informasi Publik dan Hubungan Masyarakat UI, Amelita Lusia mengatakan, Bahlil telah menjalani revisi naskah disertasi berdasarkan masukan yang diberikan ketika sidang.
Karena alasan itu, disertasi Bahlil pun masih bisa direvisi.
Tetapi, Amelita Lusia tak mengonfirmasi apakah UI sudah menerima keberatan yang diajukan Jatam.
“Bila ada masukan seperti ini, tentu akan menjadi perhatian dan dilakukan perbaikan sebagaimana harusnya,” kata Amelita Lusia.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply