JAKARTA, KalderaNews.com – Ternyata, lulusan kuliah luar negeri yang kembali ke negaranya berdampak terhadap pengurangan kemiskinan lho! Berikut penjelasannya!
Sebuah studi yang terbit di International Journal of Educational Research Volume 128, 2024, menemukan bahwa lulusan luar negeri berdampak bagi negaranya dalam mengurangi kemiskinan.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan data jangka panjang selama lebih dari 20 tahun terakhir ini.
BACA JUGA:
- Menarik Nih! Kumpulan Beasiswa S1-S3 Luar Negeri yang Jarang Diketahui
- Peluang Emas! Ada 10 Beasiswa S1-S3 Luar Negeri yang Masih Buka Hingga Awal Tahun 2025, Yuk Cek
- Ada 5 Beasiswa S1 Luar Negeri yang Pendaftarannya Dibuka Hingga Akhir Tahun 2024, Yuk Cek Sekarang!
Kontribusi signifikan lulusan luar negeri
Para peneliti ini menemukan bahwa pengalaman dan keterampilan yang diperoleh dari kuliah di luar negeri bisa berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan negara asalnya.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa meskipun dampak jangka pendek dari mobilitas pelajar internasional terhadap pengentasan kemiskinan tidak signifikan. Tapi, dampak jangka panjangnya-dalam jangka waktu 15 tahun-memiliki hubungan positif dengan pengentasan kemiskinan di negara-negara miskin. dan negara-negara berpendapatan menengah.”
Demikian dikatakan Maia Chankseliani, penulis studi dan Associate Professor Pendidikan Komparatif dan Internasional dari Departemen Pendidikan Oxford, dikutip dari phys.org.
Maia menyatakan, dampak ini bisa muncul lantaran lulusan yang kembali ke negaranya menggunakan keterampilan dan pengetahuan untuk berinovasi dan berkontribusi pada masyarakat.
Beasiswa studi internasional
Data menunjukkan, jumlah mahasiswa yang belajar di luar negeri meningkat tiga kali lipat, dari dua juta pada 1997 menjadi enam juta pada 2021.
Peningkatan ini dipicu lantaran makin tingginya kesadaran nilai belajar di luar negeri untuk kemajuan individu serta pembangunan masyarakat.
Maka, saat ini banyak pihak menyediakan beasiswa studi internasional, seperti pemerintah, lembaga amal, universitas, hingga perusahaan swasta.
Tetapi, di beberapa tahun terakhir, beberapa negara menghadapi tantangan baru, yaitu pelajar yang belajar ke luar negeri enggan kembali membangun negara asalnya.
Hal tersebut dapat menjadi hambatan di bidang pendidikan dan kerja sama lintas negara.
Akses kuliah luar negeri
Tantangan lainnya adalah akses pelajar di berbagai belahan dunia untuk belajar di sekolah-sekolah terbaik.
Di studi ini, peneliti memberi catatan bahwa pertukaran pelajar mesti tetap terbuka dan mudah diakses, meski banyak yang memilih mendapatkan pendidikan di dalam negeri.
Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, pendidikan dalam negeri tak selalu sesuai dengan kualitas yang ditentukan negara berpendapatan tinggi, terutama dalam menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan serta keterampilan.
Maka, kerap kali pelajar dari luar negeri membawa pulang pengetahuan, keterampilan, dan koneksi skala global.
Inilah yang lantas dapat membantu mengisi kesenjangan dan mendorong upaya mengurangi kemiskinan di negara asal mereka.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply