Tidak Semua Mahasiswa Bisa Pakai Tools AI Berbayar, Terus Solusinya Gimana?

Beasiswa Artificial Intelligence. (Ist.)
Beasiswa Artificial Intelligence. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Tidak semua mahasiswa dan dosen mampu membayar tools dan aplikasi AI berbayar. Terus gimana solusinya ya?

Maka, seperti termuat di Panduan Penggunaan Generative AI (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi menekankan etika kesetaraan dan akuntabilitas dalam memanfaatkan generative AI.

Untuk memastikan akses yang setara, maka dosen perlu memetakan akses setiap mahasiswa pada teknologi tools AI.

BACA JUGA:

Cara tersebut untuk merespons kesenjangan literasi AI serta kemampuan ekonomi mahasiswa dalam mengakses tools berbayar.

Aspek etika kesetaraan berikutnya adalah kesetaraan output atau hasil jawaban generative AI yang dipakai. Jawaban harus adil serta tak memihak.

Maka, pilihan model generative AI yang digunakan tidak boleh bias serta tidak menimbulkan ketidakadilan bagi sekelompok individu.

Tim penyusun panduan penggunaan AI generatif ini pun mengingatkan, kerap kali ada bias pada jawaban tools AI, lantaran data-data yang dipelajari tidak meliputi hasil suara-suara orang marjinal atau tidak cukup inklusif.

Seperti telah diketahui, aplikasi dan tools AI generatif dilatih untuk menjawab pertanyaan dan prompt penggunanya. Proses belajar AI generatif ini berlangsung dengan cara menerima dataset yang masuk.

Tetapi, dataset-dataset yang muncul seringkali tidak meliputi suara-suara kelompok marjinal, ras, gender, lokasi, dan rentang pendapatan secara menyeluruh.

Maka, mahasiswa dan dosen juga perlu memasukkan dataset yang memiliki fitur atau atribut inklusif seperti ras, gender, lokasi, dan pendapatan.

Cara ini bisa mengurangi bias dan ketimpangan, yang berisiko mempengaruhi hasil jawaban generative AI.

Atasi ketimpangan akses tools AI

Sesudah memetakan akses AI generatif dan memastikan penggunaan yang adil serta tidak bias di kalangan mahasiswa, dosen bisa menggunakan cara berikut:

  1. Melarang mahasiswa mengerjakan tugas sepenuhnya dengan generative AI, hanya boleh sebagai alat bantu.
  2. Melarang mahasiswa memakai AI generatif untuk kecurangan, ketidakjujuran, atau tindakan-tindakan tidak etis.
  3. Melarang mahasiswa memasukkan data pribadi atau info sensitif ke aplikasi AI generatif agar datanya aman.
  4. Mewajibkan mahasiswa untuk cek dan verifikasi hasil jawaban AI generatif, lantaran jawaban tools AI tidak selalu benar dan akan selalu ada halusinasi.
  5. Mewajibkan sitasi meskipun dibantu tools AI.
  6. Mewajibkan kerja sama dengan sesama mahasiswa pada tugas-tugas tertentu agar tidak ketergantungan pada AI.
  7. Pengguna AI generatif, baik dosen maupun mahasiswa, juga wajib transparan menyatakan apakah mereka memakai GenAI dalam proses pembelajaran. Dosen pun wajib menetapkan bahwa semua material atau konten yang dihasilkan generative AI harus disertai informasi pembuatannya, sehingga terhindar dari tuntutan akuntabilitas.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*